Lihat ke Halaman Asli

Arsad Rahim Ali

Epidemiolog, Nutritionist, Perencana Pembangunan Daerah dan Citizen Journalist Blog

Jangan Anarkiskan Agama dan Puasamu

Diperbarui: 24 Mei 2019   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Warga negara negriku, lagi was-was, demikian juga Teman-temanku pada gelisah, setelah adanya informasi,  "Medsos ditutup sementara untuk mengirim video maupun foto belum bisa baik Lewat FB,IG WA,TW."

Bahkan lebih was-was lagi, jakarta, pusat pemerintahan negriku, dilanda demo anarkis, pasca pemilihan umum serentak, saling bertarung 01 versus 02, hasilnya yaa... Kalau bukan kalah yaaa menang.

Adanya Medsos ditutup. Ada yang bisa menerima dan mala cenderung bersyukur,  karena tertutup informasi demo anarkis dan konsentrasi mereka lebih fokus pada ibadah puasa yang telah masuk pada hari-hari lailatul kadri.

Mereka fokus dengan zikir-zikirnya, 

"Asyhadu an-la ilaha illallah, astagfirullah as-alukal-jannata wa ana a'udzubika minannar. Allahumma innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa fa`fu 'anna. Yaa.. Kariim."


Zikir-zikir yang dilantungkan disiang dan malam pada tiap hari sisa bulan ramadhan, bulan yang penuh nikmat, ampunan dan rahmat Allah Ta'ala, semoga dijabah zikir mereka. Aamiin.

Lalu bagaimana yang gelisah lagi was-was.?. Ramadhan akan berlalu, mereka sepertinya telah menetapkan takdirnya bahwa mereka tidak menerima "kecurangan" yang terjadi pada Pilpres, walau bisa jadi kecurangan itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sang pemenang. 

Mereka menyesalkan mengapa menang harus dibumbui dengan "kecurangan" sebenarnya bagus juga sii, menggungat "kecurangan", agar kehidupan pasca ramadhan, hidup mereka, berbangsa dan bernegara tidak dibumbui dengan "kecurangan". Atau paling  jelas di Mahkamah Konstitusi (MK) akan terlihat siapa-siapa yang curang dan siapa-siapa yang tidak curang serta kejelasannya.  

Adoo...!? rasa-rasanya ini juga kurang baik, ada dikotomi label curang dan tidak curang. Yaaa.. sudahlah mending kegelisan dan was-was akan "kecurangan" dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat, dibuang jauh-jauh, fokus pada kehidupan pribadi dan keluarga. 

Fokus pada agama, di bulan yang yang penuh ampunan. Semuanya bisa saja hancur yaa namanya juga anarkis, asal jangan hancurkan Agamamu, jangan hancurkan Puasamu, jangan anarkiskan agama dan Puasamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline