Lihat ke Halaman Asli

Arai Amelya

heyarai.com

Menangkap Keindahan Al-Quran dari Mereka yang Tak Bisa Mendengar

Diperbarui: 9 April 2023   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: Mostafa Meraji/UNSPLASH

Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Quran memang memiliki untaian ayat yang sangat indah. Sejak diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantara Malaikat Jibril, kemurnian Al-Quran akan terus dijamin hingga Hari Penghakiman kelak. Tentu setiap kali bulan suci Ramadan seperti ini, kalian akan jauh lebih sering mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran.

Wajib bagi Muslim untuk membaca, memahami dan mengamalkan seluruh ajaran Islam di dalam Al-Quran. Bahkan ada beberapa di antaranya yang begitu menamba menjadi seorang penghafal Al-Quran atau yang kerap disebut sebagai hafiz. Siapapun boleh mempelajari ilmu Tahfiz sehingga berhak disebut sebagai hafiz. Namun bagaimana jika calon penghapal Al-Quran adalah mereka yang mengalami kekurangan dalam indera pendengar atau tunarungu?

Masih bisakah mereka melantunkan ayat suci Al-Quran itu dengan tepat jika memiliki kekurangan dalam tubuhnya?

Jawabannya adalah sangat bisa.

Bahkan, ada sekolah Tahfiz di negeri ini yang fokus mengajarkan metode menghapal Al-Quran bagi mereka kalangan tunarungu.

Dan melalui kesunyian dalam hidup mereka, para tunarungu luar biasa ini menyuarakan merdunya ayat suci Al-Quran kepada dunia.

Pesantren Tahfiz di Indonesia: Dari Yogyakarta ke Jakarta

para santri Darul A'shok foto: Jauhari Wawan S/Detik

Berada di daerah Kayen, Depok, Yogyakarta sana, ada sebuah institusi yang disebut-sebut sebagai pondok pesantren pertama bagi kalangan tunarungu. Bernama Madrasah Tuli Darul A'shom, nuansa berbeda akan langsung kalian rasakan saat berkunjung karena mayoritas santri yang menempuh pendidikan di dalamnya adalah tunarungu, sehingga menggunakan gerakan tangan sebagai cara berkomunikasi.

Adalah Abu Kahfi yang saat ini berstatus sebagai pemimpin sekaligus pendiri Darul A'shom. Saat Jawapos mewawancarainya, Kahfi menjelaskan jika inisiatifnya mendirikan pondok pesantren Tahfiz khusus tunarungu adalah lantaran dirinya memiliki cukup banyak teman tunarungu. Barulah di tahun 2009 saat dirinya bertemu dengan seorang tunarungu yang ingin belajar lebih banyak soal Islam tapi tak mampu memperoleh akses dan fasilitas, membuat cikal bakal Darul A'shom pun mulai didiskusikan

Butuh sepuluh tahun lamanya untuk Ustaz Abu, sampai akhirnya resmi mendirikan Darul A'shom lewat berbagai perjuangan tak biasa. Kini sudah ada sekitar 129 santri yang mengikuti program Tahfiz di Darul A'shom.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline