Lihat ke Halaman Asli

Aqib

Awardee BPI 2022

Rumah Sakit Tentara Celaket dan Peranannya dalam Pertempuran 10 November

Diperbarui: 14 Oktober 2022   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Kota Malang 1945 koleksi Monash University. RST di Malang ditunjukkan oleh no. 22. | repository.monash.edu

Berpindah tangannya instalasi kesehatan militer di Kota Malang tidak terlepas dengan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Menurut Soedianto Sastroatmodjo dan Abdoelkahar dalam Buku TKR Divisi VII Untung Suropati Malang-Besuki 1945-1948 (2000:73) terbentuknya BKR di daerah Malang dan Besuki dipelopori oleh mantan PETA. 

Setelah pengumuman dari Presiden Soekarno mengenai pembentukan BKR, sehari kemudian mantan Daidancho Imam Soedjai dibantu oleh beberapa mantan anggota PETA lainnya menggelar rapat di rumahnya, di Jalan Tenis nomor 28 bertujuan membentuk BKR Malang.

Selain dihadiri oleh tokoh militer, rapat tersebut juga dihadiri oleh Bupati Malang R. A. A. Syam, Wali Kota Malang Sardjono, Kepala Polisi Abdurrachman, Susilo mewakili unsur pemuda dan Abdul Wahab dari ahli hukum. 

Setelah BKR Malang terbentuk, Imam Soedjai menjadi ketua dan Iskandar Sulaiman menjadi wakilnya. Nur Hadi dan Sutopo dalam Buku Perjuangan Total Brigade IV Pada Perang Kemerdekaan di Karesidenan Malang (1997:36) menyebutkan bahwa salah satu anggota BKR Malang dr. Imam, ditugaskan untuk mengambilalih urusan rumah sakit.

Merebut Instalasi Kesehatan Militer dari Jepang

Rumah Sakit Tentara (RST) Celaket yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar memiliki perjalanan sejarah panjang. Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang dalam Buku Bangunan Cagar Budaya di Kota Malang (2018:31) menyebutkan bahwa Rumah Sakit kelas A ini sebelum Perang Dunia ke II sempat menjadi rumah sakit militer milik Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL). Setelah Belanda menyerah kepada Jepang (1942), RS ini tidak berubah fungsinya.

"Asal sendjata tidak diambil." kata Jepang.
"Baik," kata kita. "Tuan menyingkir, kita ganti".

Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dalam Buku Sedjarah Kesehatan Angkatan Darat (1970:128-130) menuliskan, pada pertengahan September 1945 setelah Jepang menyerah, dr. Imam memimpin proses peralihan semua instalasi Kesehatan Tentara Jepang ke tangan Indonesia. Termasuk RST di Celaket.

Peranannya dalam Pertempuran 10 November

Pecahnya perang di Surabaya Bulan November 1945, berdampak pula pada RST di Malang. RST Celaket tidak hanya sibuk menyiapkan tim yang ditugaskan berangkat ke front Surabaya tetapi juga sibuk menerima pemuda-pemudi serta ibu-ibu yang datang dengan membawa sapu dan ember turut membersihkan RS yang harus meningkatkan kapasitasnya dari 60 pasien menjadi minimal 1000 pasien.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline