Lihat ke Halaman Asli

Apriani Dinni

Rimbawati

Noormah (Bagian Enam)

Diperbarui: 3 November 2020   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bagian Enam

<< Sebelumnya 

Noormah kembali meminta Bapak mencium kening, hidung, pipi kiri kanan dan bibir sekali lagi sebelum bertanya kepada Bapak, "Pak... Apakah Bapak benar-benar mencintaiku?" mendengar kata-kata Noormah itu Bapak kembali menangis sambil mengatakan bahwa selain Tuhan, hanya dia yang Bapak cintai di dunia ini.

"Iya, terus, apa kata bu Noormah?"

"Begitupun aku Pak, Bapak pasangan hidup dan matiku, aku pamit dulu, kutunggu Bapak di Pintu Akhirat," Bapak menjerit sekeras-kerasnya saat menyadari ternyata setelah mengatakan itu, denyut nadi di tubuh Noormah berhenti. Semua anak dan menantu Bapak masuk ke dalam kamar dan melihat Ibu yang mereka cintai telah meninggal dunia."

"Ibu Noormah meninggal dunia setelah mengatakan itu?"

"Iya dan semuanya berlangsung begitu cepat, tetangga-tetangga Bapak sudah berkumpul semua dan setelah shalat ashar, jenazah Noormah di kebumikan, karena ketika masih hidup Noormah sempat berpesan agar kelak jika Ia meninggal dunia jenazahnya jangan sampai di malamkan,"

"Iya,"

"Acara pemakamannya berjalan lancar, dan Anak pertama Bapak yang tinggal di Ujung Batu malam nya baru sampai ke rumah duka, sampai malam ke tujuh Noormah meninggal dunia, rumah masih ramai, beberapa anak angkat kami yang tinggal di Pekanbaru, Rokan Hulu juga memutuskan baru akan pulang ke rumah masing-masing setelah tujuh hari kepergian Noormah,"

"Ramai ya Pak?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline