Lihat ke Halaman Asli

Apriani Dinni

Rimbawati

Permintaan Gadis Berambut Gimbal

Diperbarui: 15 Oktober 2020   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: libreshot.com


Dahayu,  adalah Gadis kecil yang tinggal di sebuah Desa, tepatnya di dataran tinggi yang suhu udara sangat dingin. Usia Dahayu saat ini baru  10 tahun,  dia tinggal bersama kedua orang tuanya, seorang juragan kentang. Dahayu adalah anak tunggal, hingga terkadang semua permintaannya selalu dituruti oleh orang tuanya.

Ketika Dahayu masih berusia 1 tahun,  dia pernah sakit panas hingga kejang-kejang, beberapa kali Dahayu dibawa ke dokter yang berada di Kecamatan tapi tetap tidak ada perubahan. Selama hampir 3 bulan lamanya ia sakit. Sampai akhirnya Dahayu sembuh sendiri disaat kedua orang tuanya sudah pasrah.

Setelah sembuh, Darmi, ibunya Dahayu ingin memandikan anaknya dengan air hangat, karena selama sakit Dahayu tidak pernah mandi, hanya dilap dengan handuk kecil yang dibasahkan dengan air saja.

Darmi menjerang air untuk mandi Dahayu, karena udara di tempat tinggal mereka sangat dingin. Setelah airnya mendidih segera dituangkan ke dalam Ember  besar berwarna coklat. Kepulan asap dari air mendidih menutupi wajah Darmi, wajahnya berkeringat.  Setelah air panas dicampur dengan air dingin dan telah menjadi hangat-hangat kuku. Baru Darmi menggendong Dahayu ke kamar mandi.

Darmi kaget luar biasa ketika rambut Dahayu di keramas dan tangan  Darmi meremas-remas rambut anaknya, terasa ada gumpalan di kepala anaknya, gumpalan rambut seperti dikepang dan menyatu helai demi helai itu kecil. Tapi  Darmi tau itu rambut gimbal.

Darmi menatap wajah polos Dahayu yang sedang memainkan air di dalam Ember besar. Darmi menatap rambut gimbal anaknya antara rasa senang dan tidak senang, sebab  Ia tidak mau anaknya akan jadi sorotan masyarakat di tempat tinggalnya dan dianggap istimewa. Ia membayangkan masa kecil anaknya akan akan terganggu akibat rambut gimbalnya itu.

Sore menjelang malam, Paijo, suaminya pulang ke rumah, setelah suaminya mandi dan makan, barulah  Darmi menceritakan kondisi Putri tunggal mereka.

Paijo terdiam, dia punya pikiran yang sama dengan istrinya, tak mau Dahayu jadi sorotan orang-orang dan media karena rambut gimbalnya.

Hari pun berlalu dan untuk menyembunyikan kondisi Putrinya yang berambut gimbal, setiap keluar rumah Dahayu selalu dipakaikan penutup kepala, bisa berupa topi rajut atau kerudung.

Biasanya masyarakat sekitar senang bila anaknya berambut gimbal. Mereka percaya, anak perempuan  yang berambut gimbal adalah titisan dari Nyai Dewi Roro Ronce, salah satu abdi penguasa Laut Selatan, Nyai Roro Kidul. Sedang anak laki-laki yang berambut gimbal, masyarakat sekitar percaya mereka titisan Kyai Kaladete, sang Kyai dipercaya sebagai penguasa Dataran Tinggi Dieng, kini bersemayam di Telaga Balekambang.

Tapi tidak dengan orangtua Dahayu, entah kenapa  Darmi dan Paijo merasa malu anaknya berambut gimbal.  Dahayu dijaga penuh hati-hati, karena biasanya anak yang berambut gimbal berbeda dengan anak yang berambut normal lainnya. Dahayu tumbuh jadi anak yang super aktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline