Lihat ke Halaman Asli

Any Sukamto

Belajar dan belajar

Cerpen | Vila Impian

Diperbarui: 11 April 2020   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. @Heiwa

Pagi itu, semua perlengkapan pribadi yang kubutuhkan sudah siap. Dari perlengkapan mandi, salat, baju hangat, hingga obat. Aku selalu berusaha melengkapi semua kebutuhan pribadiku agar tidak merepotkan orang lain. 

Syukur-syukur jika berguna bagi orang lain yang membutuhkan.Jam dinding sudah menunjukkan tepat pukul 10. Saatnya aku bersiap menuju terminal Purabaya. Kami berjanji untuk bertemu tepat pukul 11, dengan pertimbangan saat salat Zuhur bisa berjamaah di salah satu masjid yang kami temui selama perjalanan.

"Bismillah ...." Kulangkahkan kaki sambil membayangkan betapa indahnya perjalanan hari itu. Reuni bersama teman SMA, setelah sekian lama tak bertemu dan pasti akan menjadi cerita indah.

 Trawas ... tunggu kedatanganku! Air terjun Dlundung ... akan kutadahkan tubuh ini di bawah guyuranmu!

Setelah beberapa menit perjalanan, kami berhenti di salah satu masjid untuk salat Zuhur berjamaah. Lalu, melanjutkan perjalanan hingga sampailah kami di sebuah vila yang sudah disediakan panitia. Vila mewah dengan pemandangan indah. Lengkap dengan perabotan yang juga istimewa.

Berada di antara dua pegunungan, tampak lereng yang indah memanjakan mata kala memandang. Kolam renang yang biru airnya mengundang hasrat untuk menceburkan diri dalam kesegaran. Hamparan rumput hijau bak permadani pun membuat tubuh ingin segera rebah di atas kelembutannya.

Aku melangkah memasuki tiap ruangan dalam vila. Menatap lukisan yang terpasang di tiap luasan dinding. Lalu terhenti sejenak di salah satu sudut, terdapat perapian dengan desain klasik yang menggambarkan seolah berada di dalam gua penuh kehangatan.

Furnitur tertata rapi melengkapi dekorasi rumah hingga tampak berkelas. Almari, kursi dan meja, juga tempat tidur didesain saling menyesuaikan, memberi nuansa klasik dan membuat siapa pun betah berada di dalam kamar tidurnya. Akankah semua bisa kumiliki?

Kusingkap tirai yang menutupi jendela kamar, terlihat lampu di pinggir kolam renang mulai dinyalakan, menambah indah dan luas mata mandang. Di atas ranjang mewah berbantal putih, aku merebahkan tubuh. Melepas lelah sejenak sembari menunggu saat azan magrib berkumandang.

Sungguh nikmat Tuhan yang tak terkira, diberi sehat dan sempat menikmati salah satu surga dunia walau sementara. Bisa berada di vila ini merupakan satu rezeki yang harus disyukuri. Meskipun tak akan pernah kumiliki vila seperti ini nantinya.

"Selamat malam, Mbak. Makan malam sudah disiapkan. Dimohon Mbak Rara segera hadir di ruang makan, sudah ditunggu Mas Miko," pinta Pak Dayat, salah satu pengelola di vila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline