Lihat ke Halaman Asli

Anton 99

TERVERIFIKASI

Lecturer at the University of Garut

Seni Mendengarkan Orang Lain

Diperbarui: 27 Juli 2021   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar: www.unsplash.com

Seseorang yang tidak memiliki kemampuan menjadi seorang pendengar yang baik, maka orang lain juga tidak akan mau memahami ucapannya. 

Meskipun kata-kata yang dilontarkan sangat menarik, bagus dan memikat perhatiannya akan tetapi terkesan tidak menarik dihadapannya, oleh karena itu sebaiknya jangan pernah memalingkan telinga dari mendengar saat kawan berbicara padamu. 

Hanya karena pembicaraan yang membosankan atau dia di anggap tidak cakap dalam menyusun kata-katanya, lantas  kita memalingkan telinga begitu saja, padahal seharusnya kita menemukan sesuatu yang bermanfaat dari omongannya itu.

Jangan pernah memperlihatkan rasa bosan dihadapan lawan bicara, baik hanya karena suaranya yang terlalu tinggi ataupun sebaliknya terlalu lemah bicaranya maupun karena penyampaian yang tidak menarik untuk disimak. 

Namun, lihatlah dia dengan penuh perhatian, pandangi dia walaupun anda tidak memahami sebagian kata-katanya dan jangan pula menampakan rasa bingung ketika menerima setiap kata-katanya itu.

Sangat perlu juga diperhatikan, kita harus memahami pesannya secara utuh dan menyeluruh, maksudnya harus mengetahui kata-katanya, arah pembicaraannya, pikirannya dan tujuan dari semua perkataannya itu.

Karena seni mendengarkan itu tidak kalah pentingnya dengan keterampilan bertutur kata yang baik, maka ada beberapa kaidah yang harus dilakukan ketika memperhatikan orang yang sedang berbicara. 

Kaidah-kaidah itu antara lain :

Pertama, kita harus melihat kearah orang yang sedang berbicara, hindari kesibukan dengan hal lain, ini akan membantu orang yang sedang bertutur kata itu untuk fokus dalam pembicaraannya.

Kedua, ibaratkan anda sebagai tertuduh ketika mendengarkan semua perkataannya. Jika setuju dengan pendapatnya, janganlah memotong omongannya untuk menyatakan kesetujuan. 

Maka cukup menganggukan kepala untuk mengiyakan pemikirannya, jangan lupa pula untuk selalu tersenyum lembut dan manis padanya saat dia mengalirkan kata-katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline