Lihat ke Halaman Asli

Ano suparno

Penulis Jalanan

Gaya-gayaan Tokoh Capres 2024 demi Simpatik Milenial

Diperbarui: 26 Januari 2022   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Instagram/@aniesbaswedan | Ganjar Pranowo/Antara | Sandiaga Uno/Industry.co.id | Erick Thohir/expatlifeindonesia.com | Ridwan Kamil/expatlifeindonesia.com | Airlangga Hartarto/Bisnis.com | AHY/©Liputan6.com/Faizal | Puan Maharani/Sindonews.com (Diolah oleh penulis dari Canva)

Pemilih Pilpres 2024 akan mengalami pergeseran yang sangat signifikan dibanding pada Pilpres 2019. Pilpres 2024 akan didominasi oleh pemilih milenial yang berusia antara 17 -- 34 tahun. Jika melirik pada Pilpres 2019 jumlah pemilih milenial versi SMRC mencapai 34, 4 persen atau antara 70-80 juta dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).


Empat tahun pasca 2019 bukanlah waktu yang sangat singkat, sebab rentan waktu itu justru melahirkan dua generasi dari kelompok milenial  yang akan berpartisipasi pada Pilpres 2024. Selain generasi Y yang telah memilih pada tahun 2019 lalu, maka pada  tahun 2024 telah muncul generasi baru yakni generasi Z. 

Dua generasi ini tak terlalu jauh beda dalam hal fashion, hoby dan aktivitas meski sedikit memiliki perbedaan pada  karakter.  IndoStrategi Research telah memprediksi bahwa jumlah pemilih dari dua generasi tersebut pada tahun 2024 nanti akan mencapai 60 persen. 

Dengan demikian baik Pemilu 2024 maupun Pilkada 2024 pemilih yang akan masuk ke TPS umumnya dari dua generasi tersebut yakni generasi milenial dari kelompok  Y dan kelompok  Z. 

Sehingga para politisi, partai dan tokoh tidak boleh mengabaikan para pemilih ceruk muda ini. "secara kuantitatif sangat besar sehingga sangat berpengaruh" kata Direktur IndoStrategic Arif Nurul Imam sebagaimana penulis kutip dari Sindonews.com.


Baik tokoh yang akan bertarung pada Pilpres 2024, Caleg dan Pilkada 2024 maupun Partai Politik sudah tentu akan segera menanggalkan Brand zaman old nya yang lebih melekat pada generasi Baby Boomer lalu memilih membangun brand milenial jika tak ingin ditinggalkan oleh para pemilih milenial. 

Tetapi tentu tak mudah pula bagi parpol, tokoh atau  politisi untuk membangun Brand milenial sehingga otomatis milenialis itu akan simpatik dan tertarik  pada diri tokoh capres,caleg dan Partai Politik.  

Saran saya sebagai penulis dan konsultan Brand untuk media serta media sosial, seluruh partai politik di Indonesia, tokoh capres, tokoh politik yang akan bertarung pada Pileg serta tokoh di daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2024 mulailah sekarang melakukan Rebranding untuk merebut simpatik terhadap para pemilih dua generasi tersebut. 

Tak serta merta menuliskan sesuatu tentang milenial melalui timeline media sosial atau bergaya milenial sehingga praktis generasi milenial dari generasi Y dan generasi Z menaruh simpatik padanya. Butuh pendekatan khusus.


Saya sedikit mengulas tentang Gen Z. Teori generasi yang dikemukakan oleh Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall mereka yang lahir pda 1981-1995 merupakan kelompok  milenial dari generasi Y  sementara yang lahir pada 1996 -- 2010 adalah kelompok milenial dari generasi Z atau gen Z.  

Mereka yang masuk kategori gen Z dapat juga disebut sebagai iGeneration (iGen) atau generasi internet. Sebab sejak kecil mereka selalu terhubung dengan dunia maya melalui phonsel yang telah ia miliki sehingga mereka dapat melakukan segala sesutu dengan menggunakan kecanggihan teknonologi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline