Lihat ke Halaman Asli

Ani Siti Rohani

Perempuan penikmat sunyi

Sebingkai Kisah di Bulan Ramadan

Diperbarui: 10 Mei 2019   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

abiummi.com

Hari ke enam tarawih, anak-anak masih setia datang ke masjid beramai-ramai. Apa lagi? Sebab buku kegiatan bulan Ramadan dari sekolah harus mendapat tanda tangan. Kalau bisa, selama satu bulan penuh. Itu akan menjadikan nilai plus di sekolah.


Setiap Ramadan tiba, anak-anak sudah dipastikan mendapat buku itu. Sebuah buku yang berisikan catatan-catatan kegiatan selama bulan Ramadan. Dan yang paling utama adalah tentang kegiatan Shalat Tarawih.

Seperti malam ini, aku dan beberapa kawan beramai-ramai mendatangi sebuah Masjid dekat rumah untuk menjalankan Shalat tarawih. Masih awal Ramadan, semua masih bersemangat. 

Meski di sela-sela Shalat ada beberapa teman yang merasa kecapaian, lalu beristirahat sejenak. Memotong beberapa rakaat dari dua puluh tiga rakaat yang biasa dikerjakan di masjid tempat kami Shalat. Dua puluh rakaat untuk Shalat tarawih, dan tiga rakaat untuk Shalat witir.

"Payah, baru sepuluh rakaat saja sudah kalah," ucapku mencibir Ida, salah seorang teman di sebelahku.

"Biar saja, suka-suka aku dong," balasnya sedikit tak terima.

Kami berisik untuk sejenak. Dan baru berhenti saat seorang ibu di belakang menegur. Susana di masjid memang penuh dengan jamaah yang datang, dan membuat gaduh sedikit saja adalah sebuah kesalahan. Sudah pasti kita akan mendapat teguran. 

Bahkan kadang beberapa anak yang sukar diomong seringnya mendapat sabetan dengan seutas lidi dari mereka yang lebih tua. Jelas saja, semua itu untuk mengatur ketertiban. Kami hanya boleh gaduh jika Shalat usai.

Dua tiga rakaat telah dikerjakan. Suara anak-anak berlarian ke arahku, menyerahkan buku kegiatan Ramadan mereka. Ya, aku memang selalu menjadi yang tertua, meski usiaku bukan yang paling tua. Mereka akan mengumpulkan buku mereka kepadaku sebelum kemudian buku itu kuserahkan pada imam masjid.

Setelah selesai ditandatangani, buku-buku itu akan diserahkan kembali kepadaku. Dan aku akan membagikannya satu persatu dengan menyebutkan nama yang tertera di sampul depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline