Lihat ke Halaman Asli

Anisah Arief

Hitam putih

Sepenggal Kisah

Diperbarui: 4 Maret 2021   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mata itu menatapku, dengan tatapan yang aku sendiri tak dapat mengartikannya. 

Tatapan sinis, menghina, culas atau entah apalagi yang sesuai dengan tatapan itu. Tatapan yang membuatku merasa begitu nelangsa. 

"Aku tidak bersalah" Kataku membela diri

"Apakah jika pendapat kita berbeda dengan orang lain, kita dikatakan salah. Apa yang salah di sini? " 

Aku berteriak membela diri, tapi tidak ada gunanya. Mereka tetap kukuh dengan pendiriannya. 

Aku melangkah menjauh dan pergi. Mungkin lebih baik diam. Meski dalam pikiran ku berkecambuk liar tapi tak ada untungnya juga menentang arus. Air tidak pernah menentang batu, tapi mengitarinya. Lama-lama batu itupun akan hancur. Ya, untuk apa memperjuangkan sesuatu yang tidak perlu diperjuangkan, hanya menang-menangan ngomong juga tidak membawa hasil. 

Dalam diamku aku protes, mengapa orang takut berbeda dengan orang lain. Bukankah Tuhan telah menciptakan semua di dunia ini berbeda-beda. Musik tidak akan terdengar indah jika dari alat musik yang sama. Taman akan terlihat mempesona jika terdapat bunga berbagai warna disana. Apa yang salah? 

Aku teringat, aku pernah melihat tatapan seperti itu. Tatapan menghina, jijik dan entah apalagi. Tatapan yang selalu terbayang di benakku, tatapan  penuh tuduhan dan vonis yang aku tak tahu mengapa awalnya. 

Di sebuah RSU, aku duduk menunggu. Sesekali melihat pintu ruang periksa dimana suami dan adiknya berada. Kenapa begitu lama? Ada tanya dibenakku. Aku masih memangku anakku ketika pintu itu terbuka, seseorang dengan gaya arogan keluar bersama adik suamiku. 

"Itu anak dan istrinya" kata adik suamiku lirih padanya. 

Perempuan itu memandangku dengan tatapan yang aku tak dapat artikan, tapi aku dapat rasakan. Betapa aku merasa, seperti dihempaskan ke jurang yang paling dalam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline