Lihat ke Halaman Asli

Anisah Arief

Hitam putih

Bunga Liar

Diperbarui: 21 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

″Rauooooong......rauooong” suara raungan sepeda motor memecah kesunyian pagi yang tenang. Semua mata dari dalam penjuru kelas tertuju pada sebuah sepeda motor protholan yang memasuki pelataran SMA Patimura, masih pagi menurut ukuran jam tapi bagi seorang pelajar jam 8 termasuk siang, terlambat 1 jam dalam mengikuti pelajaran.

Seorang pemuda dengan gaya slengekan turun dari sepeda motor, dengan santai melenggang ke kantor dewan guru.

″Pagi, Pak. Ada tugas untuk saya?” tanyanya sambil senyam senyum.

“Bosan lihat kamu setiap pagi terlambat, Mat. Bersihkan kamar mandi sana !” bentak Pak Agus pada Mamat.

“Kemarin, sudah saya bersihkan Pak”.

“Ya, bersihkan lagi”

“Okey, Pak”.

Mamat, pemuda tanggung sang ketua kelas XI B , biangnya SMA Patimura, cakep, pintar dan kaya. Pokoknya tajir abis deh tetapi catatan kenakalan memenuhi buku kasus atas namanya. Si bos begitu teman-temannya memanggil. Mamat cukup terkenal, meski keras kepala dan suka memaksakan kehendak, dia idola di lapangan basket. Perpaduan yang kontras, dan tidak aneh di kalangan cewek Mamat jadi bahan pembicaraan dan rebutan. Gentle dan supel.

“Thok...thok...thok” terdengar ketukan di pintu kelas XI B, sudah bisa ditebak siapa yang datang. Mamat yang selesai membersihkan kamar mandi melenggang masuk.

“Selamat pagi, Bu. Maaf terlambat” salamnya sambil memamerkan senyumnya yang menawan. Subhanallah. Semua mata tertuju padanya sambil tersenyum, kecuali mata lembut milik Latifah yang selalu tertunduk.

″Macet lagi, Mat ?″ tanya Bu Ayu kesal merasa terganggu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline