Lihat ke Halaman Asli

Aning ummuHanina

Member Revowriter Nganjuk

Banyak Musibah, Saatnya Muhasabah, Terapkan Syariah Kaffah

Diperbarui: 9 Desember 2022   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi : radarsukabumi.com

Bumi Pertiwi sedang berduka. Rentetan musibah datang silih berganti menerpa. Banjir melanda di berbagai tempat di Indonesia. Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan bahkan Bali pun tidak luput dari amukan sang Tirta. 

Belum kering banjir melanda, gempa dahsyat menggoncang daerah Jawa Barat tepatnya di kabupaten Cianjur. Bangunan runtuh, rata dengan tanah. Tebing longsor menelan semua yang ada di bawahnya.

Lebih dari 300 jiwa melayang, 11 jiwa hilang belum ditemukan, dan ribuan korban luka-luka. Pilihan ribh warga terancam kehilangan rumahnya karena hancur akibat dahsyatnya goncangan gempa tersebut, dan tidak sedikit infrastruktur yang juga turut hancur.

Masih basah luka akibat goncangan gempa di Cianjur, daerah Garut pun turut dilanda gempa. Di daerah ujung timur pulau Jawa pun tidak mau ketinggalan. Gempa bumi juga menggoncang daerah tersebut walaupun tidak separah di daerah Cianjur.

Seakan tidak mau ketinggalan, Puncak Semeru pun menunjukkan taringnya. Tepatnya tanggal 4 Desember 2022 gunung tertinggi di pulau Jawa mengalami erupsi, memuntahkan lahar dan  awan panas. Memaksa ribuan warga Lumajang harus mengungsi meninggalkan rumah mereka yang rata dengan tanah.

Mari kita merenung sejenak. Mengapa bencana datang silih berganti melanda negeri kita? Apakah ada yang salah dengan negeri kita? Ataukah ini hanya sekedar fenomena belaka?

Sebagai kaum muslim, kita berkeyakinan bahwa apa-apa yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT. Ada campur tangan dari Yang Maha Pencipta. Termasuk bencana yang selama ini terjadi.

Ketika terjadi suatu bencana, ada 3 analisa mengapa bencana itu bisa terjadi. Pertama, azab dari Allah karena banyak dosa yang dilakukan. Kedua, sebagai ujian dari Tuhan. Ketiga, Sunnatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang biasa terjadi.

Jika bencana dikaitkan dengan dosa-dosa bangsa ini bisa saja benar, sebab kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan baik di tingkat pemimpin (struktural maupun kultural) maupun sebagian rakyatnya. Perintah atau ajaran agama banyak yang tidak diindahkan. Orang-orang miskin diterlantarkan. Serta banyak hukum-hukum Allah yang tidak dijalankan.

Maka ingatlah firman Allah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline