Lihat ke Halaman Asli

Anggraini Fadillah

student at riau islamic university | content writer | host podcast

Sikap Seorang Anak yang Menjadi Pelaku Bullying

Diperbarui: 20 Februari 2024   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bullying menjadi masalah yang rentan dialami semua orang termasuk anak-anak dan remaja. Tentunya banyak faktor yang mendorong seorang anak juga dapat menjadi pelaku bullying terhadap anak-anak yang lainnya. Apalagi dalam hal ini ketika anak menjadi seorang pelaku mereka tetap berada di payung hukum kebijakan dalam aturan undang-undang tentang perlindungan anak.

Namun, walaupun demikian, tatkala seseorang menjadi pelaku biarpun masih di bawah umur mereka tetap bisa dilaporkan ke pihak berwajib apabila memang anak tersebut terbukti melakukan bullying yang parah pada tingkatan yang berat bahkan sudah di tahap pada melakukan kontak fisik hingga menyebabkan luka-luka maka anak tersebut dapat dilaporkan atas kasus bullying yang dilakukannya terhadap anak yang lain.

Bullying adalah tindak kejahatan yang tidak bisa disepelekan karena apa yang dilakukan orang lain terhadap korban dari bullying tersebut akan mengalami gangguan psikologis yang dampaknya mungkin tidak secara langsung dialami tapi perlahan-lahan akan terbawa hingga korban bullying dewasa. Oleh karena itu, penting untuk anak-anak yang menjadi korban bullying untuk bisa speak up kepada orang tua, guru ataupun orang lain terhadap perlakuan yang tidak baik tersebut.

Tentu hal ini menjadi cukup memprihatinkan sebagai seseorang yang telah dewasa, kita melihat bahwa anak-anak saja bisa menjadi pelaku kejahatan yang dapat dikatakan kriminalitas yang mana seharusnya mereka terbentuk sedari kecil memiliki jati diri yang baik untuk keberhasilan hidupnya di masa depan dan juga menjadi generasi penerus bangsa yang dapat menjadi pelopor perubahan-perubahan yang mengarahkan pada hal-hal yang baik sehingga bukan sebaliknya yang sedari kecil sudah menjadi pelaku kejahatan bullying yang sangat berbahaya ini.

Kenapa anak-anak juga turut bisa menjadi pelaku dari bullying karena ada banyak faktor yang memicu anak-anak dapat menjadi pelaku dari kejahatan bullying. Ada sebuah penelitian menemukan bahwa anak dapat berperilaku bullying terbagi atas dua faktor yakni faktor internal dan respon eksternal. 

Faktor internal yakni dilihat dari kemampuan berempati, kemampuan mengendalikan diri, sikap terhadap perilaku kekerasan dan sikap terhadap permusuhan. Sedangkan berdasarkan dari faktor eksternal itu dapat dilihat dari pola asuh orang tua, kelekatan antara anak dan orang tua, iklim sekolah dan lingkungan (Jocobs, 2006: Pontzer, 2010; Shechtman, 2003; &Ahmed & Braithwaite, 2004) 11.

Maka dalam hal ini, faktor-faktor dari penelitian itu dapat menunjukkan bahwa anak-anak yang cuek ketika di sekitarnya ada kejadian kekerasan dapat mengindikasikan anak memiliki gejala yang bisa menjadi pelaku bullying. Hal ini dikarenakan anak tersebut tidak memiliki empati dan simpati terhadap sekitarnya dan cenderung biasa saja atas kejadian yang terjadi. 

Secara logika dan hati nurani manusia maka atas kejadian tersebut normalnya kita akan merasa iba, kasihan dan akan membela korban yang mengalami kekerasan akan tetapi bila anak yang memiliki indikasi bisa menjadi pelaku bullying maka ini akan menjadi salah satu hal yang dapat memberikan pertanda dari anak tersebut.

Selain itu, apabila lingkungan pertemanan anak tersebut juga mendukung seakan-akan boleh terjadinya bullying terhadap seseorang yang lebih lemah dari anak tersebut atau kelompok anak tersebut maka pelaku-pelaku bullying ini akan merasa punya kuasa terhadap korban atau mangsa yang akan dijadikan bahan bullying tersebut. 

Mungkin kita akan bertanya-tanya apa sih motif yang dilakukan pelaku bullying terhadap korban? Kenapa mereka bisa melakukan hal tersebut? Mendapatkan apa mereka dari memperlakukan orang lain dengan buruk?

Barangkali itulah tadi bahwasannya para korban dari bullying ini seharusnya bisa berani dan tidak perlu takut ketika ia menjadi korban bullying karena apabila para korban tidak memberanikan diri untuk speak up kepada orang tuanya, guru atau orang lain tentang apa yang ia alami maka kemungkinan ia akan terus menjadi bahan perundungan dari seorang anak yang menjadi pelaku bullying ataupun sekelompok anak terhadap korbannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline