Lihat ke Halaman Asli

Angel AS

Pelajar

My Beloved Holiday

Diperbarui: 30 September 2022   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku, mama, dan papaku bangun lebih cepat dari biasanya. Kami akan berlibur ke Ciater Spa Resort bersama keluarga besar. Sebelum berangkat, kami berkumpul di rumah pamanku yang biasa aku panggil Pa Tua. Terlihat raut wajah bahagia keluargaku terutama nenekku yang biasa aku panggil Nek Karo.

Di pagi buta kami memeriksa kembali barang bawaan kami dan berdoa bersama sebelum berangkat. Angin pun berhembus dengan lembut mengiringi keberangkatan kami. Brrummm.... Terdengar suara motor papaku mengikuti iring-iringan kendaraan kami. Perjalanan kami dihiasi musik yang ceria. Di dalam mobil, kami melihat awan yang perlahan berubah warna hingga matahari pun muncul.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kami berhenti di sebuah tempat makan yang pemandangannya belum pernah ku lihat. Pemandangannya sangat indah dan sejuk sekali. Kami pun memesan makanan dan menunggu makanan tiba sambil mengobrol dan bercanda tawa. Setelah makanan tiba, kami langsung menyantap makanan tersebut.

Kami melanjutkan kembali perjalanan. Tidak lama dari tempat makan, kami pun sampai di Ciater Spa Resort. Di sana kami diarahkan petugas yang menggunakan sepeda motor ke bungalow yang akan kami tempati. Kami pun mengikuti sepeda motor yang dikendarai petugas itu.

Dalam perjalanan menuju bungalow yang akan kami tempati, ada kendaraan lain yang mengikuti kami. Setelah sampai di bungalow, kami baru menyadari bahwa kami salah mengikuti petugas pemandu jalan sehingga tempat tersebut bukan bungalow kami melainkan milik kendaraan yang tadi mengikuti kami. Lalu petugas pemandu jalan kami yang sebenarnya datang. Kami pun saling meminta maaf lalu pergi ke bungalow kami yang sebenarnya.

Setelah sampai, kami mengeluarkan barang masing-masing dan membawanya ke dalam bungalow. Aku dan sepupu-sepupuku langsung tertuju pada kolam renang air panas yang ada di dalam bungalow tersebut. Setelah merapikan barang, aku dan sepupu-sepupuku berenang. Setelah berenang, aku dan keluargaku bermain di halaman bungalow sembari menikmati pemandangan yang tersuguhkan di depan sana.

          Keesokan harinya, aku, mama, papa, nek Karo dan sepupu-sepupuku berendam di kolam air panas di pagi buta.

          "Siapa yang mau naik kuda? Angkat tangan," ucap Pa Tua.

          "Aku!!!" jawab kami yang sedang berendam.

Kami pun segera mandi. Saat kami ke luar, sudah banyak kuda berjajar di depan bungalow kami. Pihak pemandu kuda dan keluargaku berdiskusi kemana kita akan pergi. Setelah berdiskusi, kami memutuskan pergi ke Kebun Teh Ciater dengan menunggangi kuda. Setelah bersiap-siap kami berangkat ke Kebun Teh Ciater.

Perjalanan menuju Kebun Teh Ciater sangat menyenangkan. Selama di perjalanan, aku dengan pemandu kudaku berbincang. Pemandu kudaku sangat ramah. Dia memberi tahuku bahwa kuda yang aku tunggangi bernama Steven. Pemandu kudaku mengatakan jika ingin kuda yang aku tunggangi berlari, aku boleh bilang saja. Aku pun meminta kuda yang kutunggangi berlari. Itu sangat menyenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline