JEJAK PERJALANAN
Aku pernah tersandung di jalan yang panjang,
jatuh di titik terdalam hingga lupa caranya berdiri.
Ada hari ketika dunia terasa terlalu berat,
dan aku bertanya, "apa masih ada ruang untukku?"
Namun luka tidak memilih,
ia datang sebagai guru yang keras kepala.
Mengajarkanku arti sabar,
menguatkanku dengan diam yang panjang.
Setiap bangun dari keterpurukan,
adalah bukti bahwa hatiku tak ingin menyerah.
Aku belajar berdiri bukan hanya untuk diri sendiri,
tapi untuk orang-orang yang kusayang---
yang menanti senyumku meski aku sedang letih.
Hidup ini bukan garis lurus,
ia berliku, berdebu, penuh duri.
Tapi di setiap tikungan yang menyakitkan,
aku menemukan cermin kecil:
bahwa cinta dan ketulusan
selalu jadi alasan terbaik untuk melanjutkan langkah.
Aku mungkin bukan yang paling kuat,
namun aku memilih untuk tetap berjalan.
Dengan hati yang patah tapi tetap berdenyut,
dengan jiwa yang lelah tapi tak pernah berhenti berharap.
Karena di ujung segala badai,
ada cahaya yang menunggu.
Dan aku ingin sampai ke sana,
membawa serpihan diriku yang utuh kembali,
serta cinta yang tak pernah habis kuberikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI