Lihat ke Halaman Asli

Andri Samudra Siahaan

Menulis salah satu metode perjuangan.

Renggangnya Sebuah Persahabatan

Diperbarui: 9 April 2020   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Siapa tidak kenal dengan Nazwa Shihab? Salah satu jurnalis berprestasi  yang pernah dimiliki Indonesia. Jurnalis cantik ini benar-benar mewarisi kecerdasan ayahnya Quraish Shihab,  seorang cendekiawan muslim dalam ilmu-ilmu Al Qur'an dan mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII.

Karir Nazwa juga cukup cemerlang karena selain cerdas Nazwa cukup luwes dan tajam dalam melakukan pemberitaan di media televisi dengan bahasa yang sangat mudah dipahami masyarakat. Akan sulit rasanya bagi nara sumber untuk berkelit ketika diwawancara Nazwa. 

Melalui program Mata Nazwa kita melihat banyak politikus dan tokoh-tokoh nasional kelabakan oleh pertanyaan tajam dan terkadang nyelekit membuat narasumber keteteran. Tapi dengan gaya seperti itulah banyak masyarakat teredukasi untuk dapat memandang situasi bangsa saat ini.

Beberapa saat yang lalu saya membaca salah satu artikel yang berisikan kekecewaan  Yasona Laoli atas tindakan Nazwa Sihab yang  memprovokasi masyarakat dengan menimbulkan  opini pada masyarakat bahwa  Kemenkumham akan merevisi undang-undang untuk dapat membebaskan koruptor.

Saya sedikit terkejut membaca artikel tersebut, setau saya Nazwa dan Yasona sepertinya sudah lama bersahabat. Masih melekat diingatan saya ketika hadir di Acara Mata  Nazwa on Stage Medan  di di Gedung Serbaguna Jalan Wilem  Iskandar Iskandar, Jumat (17/03)  dimana dengan sikap kesatria Kanda yasona menghadiri acara tersebut.

Saat itu beliau sedang diisukan terlibat permasalahan megakorupsi E-KTP. Dengan sigap beliau menjawab seluruh pertanyaan Nazwa dihadapan ribuan penonton di GOR Sumatera Utara dan memang hingga saat ini Yasona tidak terbukti  terjerat sama sekali dengan kasus tersebut.

Tahun 2018 yang lalu kita juga melihat bagaimana Nazwa sidak kepenjara suka miskin memastikan sel tahanan para koruptor, dan lewat by phone yasona berkomunikasi dengan Nazwa setelah sidak dilakukan.  Kemudian melalui Live Mata Nazwa dengan tema Pura-Pura Penjara, publik ditunjukkan bagaiman keakraban Laoly dan Nazwa, 

Kita dapat melihat bagaimana Yasona memanggil Nana kepada Nazwa Sihab sebuah bukti adanya persahabatan yang baik diantara kedua publik figur tersebut. Sebagai jurnalis Nazwa tetap dalam profesionalitasnya, demikian juga Yasona menunjukkan keterbukaannya sebagai pejabat publik dihadapan media.

Tapi sepertinya semua sudah berubah, Saat ini kita melihat bagaimana renggangnya kedua tokoh tersebut. Yasona sepertinya tidak terima jika Nazwa menaikkan opini pembebasan narapidana Koruptor.   “Saya heran dengan tuduhan tak berdasar Najwa, tentang pembebasan koruptor. Suudzon banget, sih, provokatif dan politis. Belum ada kebijakan itu. Tunggu, dong, seperti apa,” tulis Yasonna via Wa kepada Nazwa Sihab (Sumber Akun Instagram Nazwa Sihab).


Kanda Yasona sepertinya lupa jika wacana tersebut beliau sendiri lah yang mengajukannya dan tidak benar jika Nazwa melakukan tuduhan yang tidak berdasar (dapat disimak melalui video diatas). Saya sendiri memandang Nazwa tidak melakukan tuduhan atau tindakan provokasi, Sebagai seorang jurnalis Nazwa sudah melakukan tindakan yang benar dengan mengedukasi masyarakat lewat narasi yang disampaikannya (https://youtu.be/dCv9BBbiJn0).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline