Lihat ke Halaman Asli

Andri Samudra Siahaan

Menulis salah satu metode perjuangan.

Covid-19, To Much Love Will Kill You

Diperbarui: 30 Maret 2020   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Youtube.com Dave locke

Too much love will kill you
Terlalu banyak cinta akan membunuhmu
Just as sure as none at all.
Sama seperti tidak sama sekali.
It'll drain the power that's in you
Ini akan menguras kekuatan yang ada di dalam dirimu
Make you plead and scream and crawl
Buat kau memohon dan menjerit dan merangkak
And the pain will make you crazy
Dan rasa sakitnya akan membuatmu gila
You're the victim of your crime
Kau adalah korban kejahatanmu
Too much love will kill you every time
Terlalu banyak cinta akan membunuhmu setiap saat

Queen (Too much love will kill you )

Siapa yang tidak kenal Queen, sebuah Band legendaris yang sangat terkenal dengan lagu-lagu yang hidup sepanjang masa, sebut saja we are the champion, love of my live , radio gaga dan lain sebagainya. Apa hubungannya Band ini dengan covid 19 yang muncul 30 tahun setelah vokalis andalannya Fredy Mercury meninggal?

Sejak merebaknya virus corona di seluruh penjuru dunia, umat Manusia mengalami kerugian  besar. Banyak orang kehilangan saudaranya tidak hanya di Wuhan saja tempat penyakit ini berasal. Berdasarkan data WHO hingga tanggal 25 maret 2020 pukul 3.00 WIB ada 462.162 Kasus Covid-19 dengan 20.160 angka kematian.

Sungguh sangat mengenaskan melihat   besarnya angka kematian yang disebabkan pandemi ini dimuka bumi. Saya bukan ingin menyalahkan cinta dalam tulisan ini. 

Queen sendiri menulis lirik To Much Love will kill you bukan untuk melarang kita untuk mencintai. Tapi agar kita jangan terlalu berlebihan dalam mencintai hingga akhirnya dapat membunuh kita.

Keberadaan Virus corona telah merenggut segala hak dan kebebasan umat manusia. Manusia yang seyogyanya mahluk sosial dipaksa untuk berjauhan satu sama lain yang istilah barunya disebut phisycal dintancing. Sangat menyedihkan ketika melihat anak-anak tidak dapat bersekolah, pedagang kecil kehilangan pencarian, dan umat beragama tidak dapat  berkumpul melakukan ritual agamanya.

Pemerintah dari pusat hingga kedaerah sudah melakukan segala upaya dalam mencegah penyebaran penyakit ini dan sepertinya mengalami kesulitan karena sikap dan tingkah laku rakyatnya sendiri.  Saya dan Anda harus bisa meringankan beban pemerintah saat ini dengan tetap mengikuti anjuran   bekerja dirumah, belajar dirumah dan beribadah dirumah.

Tapi seperti yang kita lihat , Masih banyak saja  orang yang tidak memahami instruksi pemerintah tersebut. Masih bisa kita melihat banyak orang memberi cinta yang lebih kepada hobinya, pendapatannya/uang, kehidupan sosialnya dan juga kehidupan beragamanya dibanding keselamatan nyawanya ataupun orang disekitarnya.

Para pejabat asyik keluar negeri yang pandemik corona, pemilik kafe masih membuka usahanya, para remaja sibuk dengan komunitas gamernya, dan para pasangan sibuk memadu kasih ditempat-tempat tongkronganya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline