Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Abu Janda dan Parodi Politiknya yang Berbahaya!

Diperbarui: 31 Januari 2021   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abu Janda dan Parodi Politiknya yang Berbahaya!

Oleh: Andre Vincent Wenas

Vivere pericoloso! Nyerempet-nyerempet bahaya. 

Counter-narrative, atau narasi tandingan terhadap narasi agitatif kaum intoleran dan gerakan radikalisme. Itulah arena perjuangan seorang Abu Janda, nama panggung parodinya Permadi Arya.

Mulai naik panggung semenjak Abu Jandal al-Yemeni al-Indonesi, panglima perang ISIS, alias Salim Mubarok Attamimi asal Indonesia tewas (diduga) dalam pertempuran di Mosul, Irak. Ia sempat tampil di media mengancam-ancam Panglima TNI saat itu Jenderal Moeldoko.

Terhadap ancaman Abu Jandal inilah Permadi Arya membuat parodi video pendeknya yang "mengolok-olok" Abu Jandal. Permadi memakai nama Abu Janda. Sejak itu, kiprah Abu Janda alias Permadi Arya di blantika media-sosial terus mengudara. Ia menjadi ikon perlawanan terhadap gerakan radikalisme dan ikon anti-intoleransi.

Parodinya kerap frontal menohok dan "mengolok" ormas-radikal maupun tokoh-tokoh intoleran. Bikin panas kuping, dan barisan intoleran pun banyak yang luka-batin.

Padahal kita tahu juga, dalam jagad politik pragmatis, ormas-ormas radikal dan intoleran itu juga menjadi alat (instrumen) politik dari para begundal politik, para bohir politik hitam. Apakah mereka sakit hati terhadap Abu Janda? Ya jelas dong.

Tapi rupanya Abu Janda alias Permadi Arya tidak ambil pusing dan sama sekali tidak peduli. Hajar terus! Siapa pun yang berulah intoleran akan disikatnya lewat parodinya yang menohok, mengolok dan tentu saja berbahaya!

Ya berbahaya bagi para penunggang, dan bohir politik hitam. Ulah Abu Janda kerap jadi batu sandungan buat siasat mereka demi menghantam 'the ultimate target' (target utama) mereka.

Bagaimana bisa sampai ke sana kalau tiap kali sasaran antara mereka di "bantai" terus dengan parodi. Ini khan konyol dan bikin mereka naik darah. Ongkos besar untuk bayar para boneka ini cuma "dipatahkan" lewat parodi-parodi konyol seorang Abu Janda. Gimana gak marah sih?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline