Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Belajar dari Pengalaman Tiongkok Soal Work from Home

Diperbarui: 26 Maret 2020   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi WFH via Piqsels.com

Kemarin kawan saya seorang CEO sebuah perusahaan asuransi mengirim sebuah file pdf berisi artikel panjang dan menarik.

Judulnya, "A blueprint for remote working: Lessons from China" ditulis secara tim oleh Raphael Bick, Michael Chang, Kevin Wei Wang & Tianwen Yu. 

Mereka semua adalah partner di McKinsey & Company, dan artikelnya diterbitkan juga di tahun 2020 ini oleh jurnal reguler perusahaan konsultan bisnis kelas dunia itu.

Saya pikir menarik juga isi artikel tersebut, dan tentu relevan dalam kondisi kita saat ini. Rasanya bakal banyak gunanya juga jika ringkasan dan saduran bebasnya bisa dibagikan untuk teman-teman di Indonesia yang sedang mulai melaksanakan WfH.

Kita tahu Tiongkok adalah negeri yang mula-mula diserang virus Corona dan mereka juga yang pertama-tama menang perang melawan viralnya Covid19.

Masyarakat Tiongkok, khususnya di wilayah Wuhan, bersama pemerintahnya kompak dan disiplin dalam menangani musuh bersama ini. Warga disiplin dalam isolasi di rumah masing-masing.

Sehingga akhirnya mereka sudah bisa mendeklarasikan kemenangannya. Bahkan sekarang Tiongkok bergerak ikut menolong negara-negara lain. Atas nama kemanusiaan, internasionalisme. Bravo Tiongkok!

Jika WfH dilaksanakan dengan benar katanya bakal mendorong produktivitas dan moral kerja. Namun hati-hati, jika dikerjakan serampangan malah bisa mengakibatkan inefisiensi, rusaknya relasi kerja, sampai rontoknya motivasi karyawan.

Mereka bilang di Tiongkok akibat gencarnya promosi pola kerja dari rumah oleh pemerintah akibat pandemi Covid19 ini, telah merubah sistem kerja dari pola 996 ke pola kerja 007.

Artinya dari kerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama 6 hari seminggu. Menjadi kerja setiap waktu (00) tanpa batasan selama 7 hari seminggu non-stop.

Ada 8 poin yang ditelisik oleh para penulis artikel tersebut. Ini berdasarkan pengalaman dan observasi langsung mereka disana: 1) Designing an effective structure, 2) Leading from afar, 3) Instilling a caring culture, 4) Finding a new routine, 5) Supercharging ways of communicating, 6) Harnessing the power of technology, 7) Taking security seriously, dan 8) Adopting a 'test and learn' mentality.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline