Lihat ke Halaman Asli

Andre Lolong

TERVERIFIKASI

Follow me @andre_gemala

Legenda Formula 1: Ayrton Senna (1960-1994), dari Sao Paulo hingga Tamburello

Diperbarui: 1 Mei 2020   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

f1motogpnews.blogspot.com

Monaco Grand Prix, 3 Juni 1984, hujan mengguyur Circuit jalan raya itu sejak pagi. Menyebabkan Balapan Formula 1 yang digelar hari itu menjadi sangat menantang akibat permukaan jalan yang licin dan pandangan driver yang terbatas. 

Alain Prost dengan mobil McLaren TAG bernomor 7 tengah memimpin lomba. Ia beruntung, Nigel Mansell; Rookie dari Inggris dengan Lotus Renault yang semula memimpin didepannya menabrak dinding pembatas pada Lap 15. 

Prost berjuang menahan gempuran Ferrari yang dikemudikan Rene Arnoux di belakangnya. Sambil sesekali menengok rearview mirror, Prost berjuang mengendalikan McLaren nya melewati Grand Hotel hairpin di Turn 6. Teammate Prost; 

Niki Lauda merangsek ke posisi 3 dan segera menyusul Arnoux. Namun sayang karena masalah pada rem ia mengalami spin di lap 23 dan tak dapat meneruskan lomba. McLaren milik Prost mengalami permasalahan rem yang sama hingga ia berusaha memberi tanda pada racing steward untuk menghentikan lomba. 

Pada Lap ke 29 sebuah Toleman-Hart berhasil melewati Ferrari milik Arnoux dan dengan cepat mendekati Prost. Mobil putih bernomor 19 itu memulai balapan dari posisi ketiga belas, dan balapan ini merupakan balapan F1 di jalan raya pertama bagi Driver nya. 

Prost sedikit tidak mempercayai matanya mengingat mobil Toleman yang umumnya tidak kompetitif dan sekarang sudah menempel ketat dibelakangnya. Toleman itu menyingkirkan duo Ferrari di belakangnya dan menunjukkan skill mengemudi tinggi dalam kondisi basah. 

Pada lap 29, Prost melambaikan tangan ke steward untuk menunjukkan bahwa ia merasa lomba harus dihentikan. Sudah hampir dalam setengah lomba ia mengalami kesulitan karena rem karbon McLarennya tidak menghasilkan panas yang cukup dalam kondisi tersebut. Akibatnya rem terkunci. Ini juga yang dialami Lauda. Prost yang melambat melambaikan tangan lagi pada lap 31 ketika ia melewati garis start / finish

Steward mengibarkan Bendera merah untuk menghentikan perlombaan pada akhir Lap ke-32. Toleman itu melewati McLaren milik Prost sebelum garis finish. Namun sesuai regulasi; posisi yang dihitung adalah posisi dari lap terakhir yang diselesaikan oleh setiap pembalap, yaitu lap 31, di mana Prost masih memimpin. 

Senna di Detroit Grand Prix 1984|artphotolimited.com

Prost terhenyak ketika mengetahui bahwa itu adalah Toleman bernomor 19 yang dikemudikan oleh seorang Rookie berumur 24 tahun asal Brazil. Ini merupakan tahun pertamanya balapan di Formula 1. 

Pembalap itu bernama Ayrton Senna. Saat menaiki podium untuk menerima Trophy, Prost melihatnya, menaiki podium yang sama. Senna balas melihatnya, menjulurkan tangan dan menyalaminya.

Inilah podium pertama Senna di kancah F1, sekaligus menandakan awal persaingan sengit Senna dan Prost, yang berlanjut enam tahun kedepan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline