Jurnalisme ibarat sebuah kelahiran yang mendambakan masa depan yang gemilang. Perkembangan pesat dunia jurnalis di tengah sirkulasi teknologi yang terus bertransformasi mampu memberikan angan-angan bagaimana nasib jurnalisme di masa mendatang. Ada pula tanda tanya besar tentang nasib kehidupan sebagai seorang jurnalis era terkini.
Jejaring internet membawa beragam perubahan perihal perilaku masyarakat, pergerakan media bahkan lalu lintas informasi. Pertanyaan mendasar adalah apakah jurnalisme akan tergerus oleh kemajuan pengetahuan masyarakat di zaman yang serba praktis ini?
Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi di dalam dunia jurnalisme. Maklum saja, tiada masa depan yang tidak memiliki beragam kemungkinan. Oleh karena itu, coba kita berandai-andai sekaligus bernostalgia perihal nasib jurnalisme dalam menghadapi terpaan inovasi zaman.
Apakah ada kemungkinan jurnalisme tetap sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi?
Jurnalisme Junior
Teman-teman bisa berandai-andai bahwa jurnalisme adalah junior kecil yang siap menghadapi transformasi zaman. Ibarat seorang kanak-kanak, jurnalisme masih perlu belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Sedikit berputar ke masa di mana jurnalisme berusaha untuk mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Upaya pengumpulan berita menjadi hal yang wajib dilakukan oleh awak-awak jurnalisme media. Memang pada masa itu peran media krusial bagi masyarakat.
Sebelum internet menjadi raja jaringan di dunia, istilah 'fortress journalism' lebih dulu dikenal. Secara harafiah, fortress journalism diartikan sebagai 'benteng jurnalisme'. Bergelut di dunia jurnalisme menjadi hal yang istimewa karena teman-teman bisa bersaing dengan media lain dengan kompetensi yang unggul.
Sederhananya, tidak semua masyarakat bisa menjadi awak media untuk berkecimpung di kehidupan jurnalisme. Benteng jurnalisme merepresentasikan bahwa media berada dalam naungan institusi yang mampu menopang dunia jurnalisme.
Jurnalisme junior mulai beranjak dari ranjang.
Jurnalisme junior melakukan penyebaran informasi melalui media berbasis cetak maupun audiovisual. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, masyarakat mengkonsumsi media sebagai wahana perolehan informasi.