Lihat ke Halaman Asli

Andrea Halim

Faculty Head, Learning Program Development and Quality Assurance at FWD Insurance

Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis Lewat Pertanyaan

Diperbarui: 13 Desember 2022   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang pengajar, membuat pertanyaan bukanlah hal asing bagi kita. Pertanyaan dalam pembelajaran sering kita gunakan salah satunya untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Namun ternyata penggunaan pertanyaan tidak hanya bermanfaat untuk kita sebagai pengajar, tapi juga bisa bermanfaat bagi si pembelajar. Salah satu manfaatnya adalah melatih kemampuan berpikir kritis.

Sayangnya perkara membuat pertanyaan bukanlah hal mudah. Maklum, sejak kecil kita banyak dilatih untuk meningkatkan Public Speaking and Communication Skills, dan jarang sekali kita dilatih Questioning and Listening Skills. Jika kita googling saat ini pun, jarang ada pelatihan untuk membuat pertanyaan, apalagi pertanyaan yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis. Lantas, bagaimanakah sebaiknya pertanyaan yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis itu?

Jawabannya ada pada Bloom Taxonomy, yang terbagi menjadi Low Order Thinking Skills (LOTS) dan High Order Thinking Skills (HOTS). Pertanyaan yang mampu melatih kemampuan berpikir kritis ada pada ranah HOTS dan sering disebut juga Higher Order Questions (HOQ). HOQ memiliki 3 ranah kognitif, yaitu: Analyse, Evaluate, dan Create. Berikut adalah contoh penggunaannya.

  • Analyse - Jawaban dari pertanyaan tipe ini membutuhkan kemampuan menggabungkan berbagai macam informasi menjadi suatu kesatuan informasi lain. Contohnya: "Mengapa penangkaran Panda harus berada di dataran tinggi?"
  • Evaluate - Jawaban dari pertanyaan tipe ini membutuhkan kemampuan penilaian berdasarkan kriteria atau standar tertentu. Contohnya: "Apakah kemampuan menggambar akan tergantikan oleh AI? Mengapa?"
  • Create - Jawaban dari pertanyaan tipe ini membutuhkan kemampuan membuat ide, solusi, atau produk baru. Contohnya: "Menurutmu, apa solusi kreatif terhadap perilaku menyontek ketika ujian online?" 

Jadi sampai di sini, bagaimana rencana kita dalam mempraktikkan HOQ ke dalam kelas kita masing-masing? Ayo Share di kolom komentar!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline