Lihat ke Halaman Asli

Andi Samsu Rijal

Peneliti Bahasa dan Budaya

Wedding Gift yang Berkesan

Diperbarui: 5 Februari 2023   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wedding gift atau lazim disebut sebagai kado pernikahan yang diberikan oleh orang lain untuk kedua mempelai. Wedding gift tidak memiliki batasan formil tapi di beberapa budaya masyarakat menjadi sesuatu hal yang mengikat. Ini sebuah tradisi bagi masyarakat Bugis di kampung saya bahwa pernikahan seseorang menjadi tanggung jawab sosial untuk membantu bagi keluarga yang sedang hajatan. Bantuan berbeda dengan wedding gift. 

Saling membantu dalam sebuah hajatan di masyarakat Bugis menjadi tradisi. Layaknya tradisi gotong royong. Membantu keluarga yang sedang hajatan adalah panggilan. Membantu mereka bisa apa saja misalnya dengan tenaga antaran undangan, memasak, sambut tamu, hingga bantuan lainnya yang berlangsung berhari-hari. 

Berbeda dengan bantuan berbeda juga dengan gift. Wedding gift juga berbeda dengan amplop (berisi uang seadanya). Amplop yang berisi uang biasa digunakan untuk menutupi biaya resepsi biasa juga jika ada lebihnya diperuntukkan untuk kedua mempelai. 

Wedding gift merupakan cinderamata atas pernikahan kedua mempelai datang dari kerabat terdekat terlebih keluarga. Pada saat akad nikah biasanya keluarga laki laki memberikan cincin emas kepada perempuan (biasa dari ipar, Tante, atau sepupu). Beda juga dengan erang erangan (barang bawaan) dari kedua belah pihak yang berisi kosmetik, sepatu, baju, dan sebagainya. Lazimnya ini untuk perempuan meski ada juga untuk laki laki tapi tidak seberapa dibandingkan dengan untuk perempuan. 

Ada tradisi mammatua "mempelai perempuan sowan ke keluarga laki-laki. Modelnya melingkar, di mana perempuan jabat tangan keliling siapa saja di depan mereka. Semua yang berjabat tangan memberikan hadiah berupa sarung. Ada juga berupa barang yang cukup sederhana seperti baju, tas pesta dan sebagainya. 

TerWedding gift berupa sarung, seingat saya sungguh berkesan bagi keluarga kami. Dari rekan kerja misalnya memberikan kado berupa selimut, handuk, dsb juga berkesan bagi kami. Sarung digunakan pada saat lahiran anak pertama di klinik ataupun di rumah sakit. Sarung ini pun akan tersimpan bertahun tahun karena jarang digunakan hanya untuk kebutuhan dalam rumah atau saat bepergian. Oleh nya sarung bagi masyarakat Bugis sangat berarti. Sarung memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan dalam rumah. Sehingga barang wedding gift berupa sarung yang datangnya dari keluarga mempelai laki-laki ke perempuan akan terasa manfaatnya. Sehingga naif bagi masyarakat Bugis jika nikahan hanya di KUA. Karena adanya tradisi gotong royong dan tradisi saling berbagi tadi meski tidak ada undangan Secara resmi namun tetap saja tetangga dan keluarga dekat datang memberi bantuan, amplop "passolo", hadiah dan doa. Pernikahan di Bugis harus dipublikasikan agar orang di kampung mengetahui ini berpasangan dengan ini agar tidak menimbulkan cerita miring pasca nikahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline