Lihat ke Halaman Asli

Andi Panjianum

bejuang atau terbuang

Gum-Gum

Diperbarui: 6 Agustus 2020   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada sebuah desa bernama Air Itam. Desa tersebut terletak di tepian Sungai Penukal yang bermuara jauh ke Sungai Musi. Desa ini sangat subur. Dan masyarakat air itam memanfaatkanya untuk menanam karet. Sungai yang melewati desa itu sangat kaya akan ikan. 

Keunikan air bantanghari/sungai inilah yang menjadi asal penamaan air itam. keunikan airnya dapat di lihat dengan nyata ketika air sungai dilihat dengan mata telanjang dengan jarak pandang kejahuan maka air akan tampak terlihat berwarna hitam pekat. 

Namun, saat kita mendekati dan memegang air yang megaliri sungai tersebut ternyata tidak akan mengotori tangan dan tidak akan merusak warna setiap pakaian yang di cuci dengan air sungai ini.

Desa ini terletak di dataran rendah. Saat musim hujan desa ini akan mengalami banjir. Banjir ini karena masuknya air musi kedalam sungai penukal. Saat banjir datang sebenarnya saat itulah harapan datang. Saat air surut ikan akan terkurung di dalam suwak-suwak dalam dan ini akan menjadi berkah untuk masyarakat air itam karena musim ikan akan tiba. 

Banyak jenis ikan yang akan masuk kedalam suwak-suwak tersebut, di antaranya ikan baung, lais, buntal  dan sebarau. Apabila musim ikan datang, hampir setiap rumah membuat tempat pemanggangan ikan. Mereka menggolah ikan-ikan segar itu menjadi ikan salai. Apabila sudah disalai, ikan tersebut bisa tahan berbulan-bulan.

Saat air surut dan ikan sudah diambil suwak-suwak tersebut ditanami padi oleh penduduk. Meraka memanfaatkan suwak-suwak untuk mulai menanam padi dan saat musim hujan tiba maka padi padi tersebut sudah selesai di panen. Padi tersebut disimpan untuk persediaan makan sampai dengan musim tanam tahun depan.

Akan tetapi di desa Air Itam ada hal yang mencekam saat waktu magrib telah tiba. Setelah azan akan terdengar suara Gum beberapa kali, kata penduduk Air Itam itu adalah suara Gum-Gum Antu Besok.

Saat petang tiba itulah hal yang selalu ditakuti di desa ini. Suara ibu-ibu melengking dan seperti sautan ayam berkokok memanggil anaknya untuk pulang karena mereka selalu takut dengan Gum Gum Antu Besok. Orang tua di desa ini sangat melarang anak-anak keluar rumah waktu magrib.

Kata tetua di desa Air Itam, Gum Gum Antu Besok adalah hantu perempuan berambut panjang, kulitnya putih, parasnya cantik dan jika berjalan selalu memegang telinga kanannya. Saat azan magrib tiba maka saatnya Gum Gum Antu Besak keluar dari persembunyianya. Biasanya Gum-Gum Antu Besok pada siang hari bersembunyi. 

Tempat persembunyianya di pohon-pohon yang besar. Terutama pohon Rengas besar yang ada di tepian sungai. Orang Air Itam menamainya Gum-Gum Antu Besok karena setiap kali ia keluar dari persembunyianya maka akan terdengar suara Gum yang menyerupai suara mariam. Suara Gum-Gum ini sangat jelas terdengar beberapa kali sampai akhirnya suara itu menghilang.

Menurut cerita Gum-Gum Antu Besok sering menculik anak kecil yang masih berada di luar rumah saat magrib tiba. Meraka akan memanggil anak kecil tersebut dan mengajaknya untuk pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline