Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Humza Yousaf (Muslim Pertama yang Menjadi Pemimpin Utama di Eropa)

Diperbarui: 3 Juli 2023   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berabad yang lalu, Inggris turun ke Asia Selatan dan menjajah India dan Pakistan. Berbagai hal telah dibuat Inggris disana hingga mengoyak tatanan sosial disana karena mengikuti aturan dan politik pecah belah yang mereka terapkan.

Setelah babak belur dihajar dua perang dunia, Inggris mulai sadar. Sistem kolonialisme sudah tidak pantas untuk diterapkan di tanah jajahan. Makanya Inggris angkat kaki tanpa peduli dengan tatanan sosial yang terkoyak dan tidak punya niat sama sekali untuk memperbaiki semua itu. 

Akhirnya banyak diantara penduduk India dan Pakistan yang kemudian mencoba mencari peruntungan di negeri penjajahnya yaitu Inggris. Salah satunya Mian Muzaffar YOUSAF. Anak Punjab yang hijrah satu keluarga ke Inggris. 

Sesampainya di Inggris ayah Mian langsung bekerja keras dan mendapatkan pekerjaan di pabrik Singer di Clydeback. Waktu itu tahun 1960.

Waktu itu di Nairobi, Kenya. Keluarga Shaaista Bhutta juga berencana hendak bermigrasi ke Inggris. Mereka sudah tidak tahan hidup di Nairobi karena terus-menerus di fitnah dan dianggap telah "mengambil" Periuk nasinya orang Afrika disana. Waktu itu banyak orang Punjab yang bekerja di Nairobi. 

Saat Shaaista tiba di Scotlandia, dia kemudian bertemu dengan Mian Muzaffar. Mereka kemudian jatuh cinta dan kemudian menikah. Hasil dari pernikahan ini pada tanggal 7 April 1985 lahirlah anak pertama mereka yang diberi nama Humza Yousaf. Humza yang kemudian menjadi Menteri Utama Scotlandia.

Sebelum lebih jauh kita harus tahu dulu sistem perpolitikan yang ada di Inggris Raya. Jadi Inggris Raya ini mirip negara dalam negara. Ada England, Wales, Scotlandia dan Irlandia. Nah tiap negara ini punya pemerintahan sendiri-sendiri. Kepala pemerintahan dipegang oleh Menteri Utama kecuali England. Kalo yang ini beda sendiri. Mereka menggunakan Perdana menteri jadi bukan Menteri Utama. 

Kemudian hari pertama memimpin, Humza ini sudah membuat sebuah kebijakan yang agak nyeleneh. Beliau meminta Westminster untuk membuat referendum agar Scotlandia memerdekakan diri dari Inggris Raya. Bayangkan. Hari pertama ngantor loh...

Walaupun akhirnya Westminster menolak. Namun memang sudah lama Scotlandia ini ingin merdeka dari Inggris Raya. Ini bagian dari perjuangan Partai Nasional Scotlandia yang dipimpinnya. Makanya pada tahun 2014 Scotlandia pernah mengadakan referendum untuk berpisah dengan Inggris Raya meskipun hasilnya dari 3,4 juta yang ikut pemilu, 2 juta diantaranya bilang NO..

Nah saat partai ini pegang kuasa tahun 2011, desakan itu semakin menjadi-jadi. Apalagi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McCrone tahun 2012 yang menyatakan bahwa banyak orang Scotlandia sudah tidak percaya lagi dengan Inggris Raya. 

Apalagi ditambah dengan Inggris Raya memilih jalan Brexit. Padahal hanya England sama Wales saja yang setuju Brexit. Hanya yang jadi masalah, populasi di Inggris Raya ini kan 67,3 juta jiwa. 55,98 juta jiwa tinggal di England. Sementara Scotlandia populasinya hanya 5.5 juta jiwa. Jadi tidak sampai 10 persen. Otomatis suara England pasti lebih kuat ketimbang yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline