Lihat ke Halaman Asli

Andi Arfan

Berpegang pada prinsip

Menaruh Harapan

Diperbarui: 7 Mei 2021   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Dua orang insan saling menyapa satu sama lain
Diplatform digital, membangun komunikasi walaupun sekedar basa-basi.
Obrolannya mulai dari yang ringan sampai yang obrolan yang berat, about relationship, love, dan experince. Berbagi hal dalam hidup mereka kisahkan.

Jari jari mereka sangatlah gesit merangkai kata untuk menyampai pesan dan makna, sesekali juga mereka telponan dan vc yaa  sekedar untuk mendengar dan saling bertatapan. Ahh sial teknologi sekarang semakin canggih saja, tak perlu harus bertemu lansung untuk mengenal seseorang.

Memberikan kabar tiap hari, mungkin bagi mereka adalah sesuatu yang hal wajib, tabuh rasanya kalau tak saling mengabari satu sama lain, saling mengirim PAP diselala-sela kegiatan mereka, "wah, lagi lagi teknologi mempermudakan aktifitas manusia".

Tapi tragisnya adalah ketika salah satu diantara mereka menyimpan rasa dan harapan, dan salah satunya lagi hanya menganggap sebagai teman online dan tidak dijadikan hubungan yang  nyata dalam hidup. "Damage nya parah cok, kena mental gk tuh?".

Akhirnya timbulah rasa kecewa dari salah satu diantara meraka. Pergi lalu lostcontak, menjadi orang asing lagi, seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu.

Yaa apa boleh buat?.
Dimedsos memang kita mengenal seseorang tapi apakah karakter, prilaku, dan sifat kita bisa mengetahuinya?, Ohh tentu tidak.
Dan apakah kekurangan kita bisa diterima oleh orang lain dan memakluminya?

Intinya, jangan baper dulu  dan menaruh harapan sebelum kita mengetahui seseorang lebih jauh dan mendalam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline