Lihat ke Halaman Asli

Andang Masnur

Komisioner

Aku, yang Tak Lagi Punya Kampung

Diperbarui: 29 Februari 2020   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kampunglumbung.co

Aku yang terlahir dan menjalani masa kanak-kanak di sebuah desa kecil. Menjadikan ku tumbuh dan akrab dengan alam sekitar. Berlari di tanah lapang yang hijau. Diantara sawah dan gunung yang luas, seluas mata memandang.

Tapi itu dulu, sebelum tamat SMP. Tuntutan pendidikan membuatku harus pergi dan jauh dari teman-teman kecil ku. Menjalani masa belajar demi meraih cita-cita.

Kini telah bekerja dan hidup di sebuah kota kecil. Menjadi salah satu kaum urban yang mencoba peruntungan. Begitu juga dengan ketiga adikku. Walau masih menimba ilmu tapi kami menetap disini.

Teman-teman kecil yang dulu akrab sekarang seperti orang lain. Padahal kita tumbuh bersama, mandi di sungai sebelum ke sekolah. Bermain bola dan layangan sampai petang tak terasa datang.

Sebidang tanah yang dulu berdiri pondok kecil dan sederhana itu tlah berpindah tangan. Tiga petak sawah di belakang juga bukan lagi milik kita. Beberapa ekor ternak di halaman belakang pun juga habis.

Semua pergi karena semangat orang tua mewujudkan mimpi. Iya, mimpinya untuk menjadikan anaknya sukses. Tidak ada yang lebih penting dari itu, melihat anak-anaknya bersekolah menimba ilmu. Mereka kini tak punya apa-apa, selain bangga melihat anak-anaknya berseragam.

Seringkali hadir rasa rindu akan damainya kampung itu. Ingin juga merasakan pulang ke kampung setiap akhir pekan jika senggang. Udara yang sejuk, senyum ramah dari orang-orang yang berlalu. Beberapa potong ubi rebus ditemani teh hangat buatan ibu begitu nikmatnya menghantar senja.

Begitu beruntungnya aku, begitu pikirku. Sebab tumbuh dan besar dari lingkungan kampung mengajarkan ku akan arti kesederhanaan. Tetapi bisa menikmati kemegahan kota saat menuntut ilmu memberiku motivasi yang besar dalam meraih mimpi. Iya, mewujudkan mimpi orang tua. Membahagiakan mereka dimasa tuanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline