Lihat ke Halaman Asli

Ria Utami

Blogger

Snorkeling Aman Buat Balita di Pulau Tabuhan

Diperbarui: 2 Agustus 2019   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Musim liburan adalah waktunya main-main di rumah saja. Jalanan dan tempat wisata pasti padat. Selain itu, harga penginapan maupun transportasi dijamin mahaaal...

Makanya, kami biasa nyuri waktu liburan sebelum musim liburan tiba. Waktu Lebaran kemarin, misalnya, saya ajak anak-anak liburan lebih dulu. Mumpung EdoMita sudah selesai ujian dan ulangan akhir semester. Saya dan suami juga bisa cuti.

Pilihannya? Ke Pulau Tabuhan, Banyuwangi. Alasannya? Pengen snorkeling-an di laut. Suami sempat galau, apa iya sih bawa balita snorkeling? Tapi, kami nekat untuk bawa mereka pergi.

Kami berangkat malam pukul 21.00 dari Surabaya naik mobil sendiri. Karena jalan santai dan beberapa kali berhenti untuk istirahat, tiba di Pantai Bangsring pukul 04.00 pagi. Langit masih gelap. Kami langsung menuju tempat parkir. Dari Bangsring itu, kami akan melanjutkan ke Pulau Tabuhan dengan menyewa perahu cepat pukul 07.00. Sebelumnya, kami sudah booking operator untuk penyeberangan ke Pulau Tabuhan.

Akhirnya, kami menunggu sembari sarapan. Dari Surabaya, kami sudah menyiapkan nasi dan lauk pauk untuk sarapan. Ini mengingat saat kami pergi itu adalah bulan puasa. Untuk mencari warung yang buka di sekitar, kemungkinan besar sulit. Apalagi, saya membawa anak-anak dan keponakan yang berusia balita.

Perut sudah terisi cukup, perahu sudah tiba, jadilah kami memulai avontur sekitar pukul 08.00. Pemandangan terlihat elok. Sepanjang perjalanan menuju ke pulau itu, kita disuguhi pemandangan eksotis pegunungan Raung, Baluran, dan Ijen. Awan di pagi itu juga cerah. Biru. Senada dengan air lautnya.

Sekitar 20 menit perjalanan, kita disambut dengan air laut yang jernih. Pulau Tabuhan sudah terlihat jelas. Ibarat pantai tiga warna, kita bisa melihat perpaduan warna air hijau, biru, dan putih. Tampak jelas juga terumbu karang dan ikan-ikan warna warni. Duh, membuat nggak sabar pengen segera menceburkan diri. Benar saja, begitu perahu bersauh, kami segera memasang perlengkapan snorkeling dan byuuurr...

Memang sih masih pagi. Tapi yang namanya pantai tetap saja panasnya minta ampun. Trus? Ya kami tak peduli, tetap saja nyemplung di laut dan berlama-lama di sana. Karena bukan musim liburan, yang ada Pulau Tabuhan seperti milik kami sendiri. Nggak ada orang sama sekali selain kami. Sepiiii...

dokpri

Kami menjelajah pantainya sampai ke tengah laut dengan snorkeling. Pengalaman snorkeling ini untuk kali pertama buat Mita (9 tahun). Dia kemarin ternyata berani, lho. Apalagi setelah mengetahui ikan warna warni di bawah air. Wah, dianya jadi ketagihan. Padahal, sebelumnya dia paling takut membenamkan kepala ke air.

Kalau Edo (11 tahun) sih udah biasa berenang. Jadi, tak ada masalah dengan snorkeling meski di tempat dalam. Dia malah minta ditemenin guide kami untuk lebih jauh ke tengah laut.

Untuk Gita (4 tahun) masih agak takut kalau diajak berenang lebih jauh dari pantai. Gita paling suka cari kulit kerang di pinggir pantainya. Cantik-cantik bentuknya. Tapi, menurut guide kami, kulit-kulit kerang itu nggak boleh dibawa pulang. Tujuannya, supaya tidak merusak ekosistem alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline