Lihat ke Halaman Asli

Amrizal Muchtar

Dosen FK UMI, Dokter, Alumni Universitas Shimane Jepang

Kamu Itu Penting, Aku Butuh Kamu

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita diajari dari kecil untuk pelit memuji. Ya, sebagian
besar dari kita. Termasuk saya. Kita tidak pernah diajari
untuk melihat kebaikan orang lain sebagai bahan pujian
bagi orang itu. Kecantikan orang lain adalah hanya untuk
dikagumi dalam hati. Keindahan budi pekerti orang lain
hanya untuk digosipkan dengan teman. Budi baik mereka
hanya dibahas saat mereka meninggal.

Sebaliknya kita diajari untuk sedemikian pintar melihat
cela orang lain walau sekecil apapun itu. Masih ingatkah
pepatah, Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan Semut di
seberang lautan itu tampak jelas? Kita diajari untuk
mencandai teman dengan keburukannya. Lingkungan pun
mendukung. Kita hanya ditegur kalau berbuat salah. Kita
jarang dipuji kalau benar dan bagus.

Apakah memuji itu dosa? Bukankah Nabi Muhammad
sering memanggil istrinya dengan pujian "ya humairah"?
Kata banyak sekali orang, jangan banyak memuji karena itu
hanya akan membuatnya besar kepala. Hmm. Besar
kepala? Lantas kenapa kalau besar kepala? Apakah itu
negatif? Apakah ditakutkan orang yang besar kepala itu
akan sombong dan melupakan Tuhan?

Kenapa kita selalu harus berpikir negatif? Kenapa kita
tidak berpikir bahwa pujian yang tulus akan
menggembirakan orang itu? Akan menambah motivasinya.
Meningkatkan kepercayaan dirinya. Dan akan menguatkan
hubungan antara pemuji dan yang dipuji secara
emosional?

Tidak ada orang yang benci dipuji. Asal itu tulus. Bukan
untuk menyindir. Bukan majas ironi. Semua orang suka
dikatakan cantik atau ganteng. Percayalah, semua orang
punya kelebihan sendiri yg bisa kita puji, walaupun orang
tersebut mungkiñ sangat buruk rupa. Pujiannya memang
Kecil, tapi sering berdampak besar.

Apa susahnya mengatakan .
"Hei, bajumu bagus. Baru ya? Beli di mana?"
"Kamu tampak cerah, hari ini."
"Saya suka tas kamu."
"Saya butuh Anda di sini. Anda itu penting. Saya akan
kesulitan kalau anda tidak ada."

Kalimat yang terakhir ini masuk dalam pengalaman
pribadi. Believe me! itu sangat menguatkan.

dr. Amrizal
Owner Klinik Sunat BETEPE




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline