Lihat ke Halaman Asli

Jangan Berprasangka Buruk Terhadap BG

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu ini telinga kita sangat akrab dengan perbincangan masyarakat tentang kasus yang menjerat BG. Kasus tersebut menjadi polemik yang berkepanjangan, hingga menimbulkan pro-kontra bagi sebagian besar kalangan. Bahkan sudah menjalar menjadi sebuah konflik yang melibatkan beberapa lembaga negara.

Dalam kasus ini masing-masing lembaga negara tersebut seolah berlomba saling 'mencukur' hingga saling 'menggunduli' satu sama lain, entah dengan maksud untuk melemahkan, atau sekedar ajang 'balas dendam'. Who knows?

Saking hebohnya kasus tersebut, hingga memunculkan istilah CICAK VS BUAYA+BANTENG+TIKUS, DLL. Justru terdengar seperti pertunjukan sirkus di kebun binatang ya? :D

Memang, berbagai kasus politik dan hukum di negeri ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pertunjukan sandiwara. Seharusnya kita sebagai masyarakat hanya berperan sebagai 'penonton' yang menyaksikan pertunjukan dramatis itu sampai selesai, tanpa harus ikut campur untuk menghakimi dan men-judge pihak mana yang benar dan salah.

Namun masyarakat sudah terlanjur mendewakan salah satu lembaga yang seolah-olah menurut mereka adalah 'pahlawan pembasmi kejahatan'. Setiap yang dilakukan lembaga tersebut pasti mendapatkan dukungan yang begitu luar biasa dari sebagian besar masyarakat. Apa masyarakat tidak sadar jika lembaga tersebut juga hanyalah sebuah lembaga negara yang didalamnya berisi manusia biasa (bukan dewa) yang tidak selamanya benar dan dapat melakukan kesalahan?

Apapun alasannya, kita sebagai masyarakat harus cermat menyikapi masalah ini. Jangan dilihat dari satu sudut pandang saja, tetapi harus melihat dari sudut pandang lain. Agar tidak terjadi perdebatan yang dapat memperluas masalah, hingga pada akhirnya hanyalah menjadi 'debat kusir' belaka.

kita ambil contoh, dalam kasus ini mungkin yang menjadi tokoh protagonisnya adalah AS dan BW, dan tokoh antagonisnya adalah BG. Layaknya dalam pagelaran sandiwara, tokoh protagonis selalu menjadi pesakitan terlebih dahulu akibat serangan bertubi-tubi dari segala penjuru yang dilancarkan oleh tokoh protagonis. Hingga pada akhirnya seluruh lapisan masyarakat mendukung dan bersatu untuk menumpas kejahatan, dengan cara menyerang dan menghakimi BG secara bertubi-tubi, tanpa mempedulikan alasan pembelaan, latar belakang dan asal-usulnya. BG menjadi sosok yang paling disorot dan paling disalahkan oleh beberapa pihak. Banyak tuduhan miring terhadap dirinya soal gratifikasi, pencucian uang, bahkan pemalsuan dokumen negara. Apa iya?

Nah, mari kita telaah lebih dalam tentang kasus ini. Sejauh mana masyarakat mengenal BG? Dari mana asal-usul harta kekayaan BG? Apa mungkin BG melakukan hal tersebut?

Jawabannya sangat sederhana. Seluruh dunia telah mengetahui siapa sebenarnya sosok BG. Ia adalah salah satu orang terkaya di dunia, sebagai pemilik perusahaan microsoft. Sangat jelas tidak mungkin BG melakukan gratifikasi, pencucian uang, pemalsuan dokumen negara, dsb. Karena kekayaan pribadinya saja sudah sangat melimpah dan tidak tertampung. Jadi, janganlah berprasangka buruk terhadap BG. :D

Kesimpulannya, jangan dibawa serius ya :D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline