Lihat ke Halaman Asli

Aminuddin

Jurnalis purna

Lailatul Qadar: "Jemputlah Aku, Aku Sudah Rindu"

Diperbarui: 22 April 2022   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lailatul Qadar. Foto: assalafiyahbrebes.com

Samber

Menjemput Lailatul Qadar

Lailatul Qadar: 'Jemputlah Aku, Aku Sudah Rindu'
Oleh aminuddin

                                                                                 
SEDARI kecil kita sudah sering mendengaar Lailatul Qadar. Saat bulan puasa tiba, Lailatul Qadar sering dibicarakan oleh sebagian orang lewat radio, televisi dan di banyak tempat lain seperti di rumah, masjid dan surau.

Bagi yang mendapatkan Lailatul Qadar maka segala doa akan dikabulkan Allah SWT. Jadi, saat itu terpikirkan pula oleh kita, bagaimana kalau minta kaya.

Kenapa tidak?

Allah SWT akan dengan mudah mengabulkan do kita. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dengan Kun Fayakun, terjadi maka terjadilah.

Maka dalam hati kecil ini kita lalu berkata, 'Pantas saja banyak orang yang memburu Lailatul Qadar. Itu rupanya. Itu rahasia yang tersembunyi di baliknya. Selain bisa kaya kita bisa mengobati banyak orang.'

Namun setelah meranjak remaja dan dewasa, kita sudah jarang mendengar Lailatul Qadar. Jusru, mungkin masih berdarah muda, saat shalat tarawih kita ketemu banyak remaja puteri.

Sebelum akhirnya kita kecantol satu dari sekian puluh jamaah shalat tarawih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline