Lihat ke Halaman Asli

Warna

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di kampung-kampung yang pernah mengukir jejak kita

urat sejarah berwarna biru lebam
mungkin hingga kini
saat tabung-tabung hijau meledak
dan orang-orang tak lagi mengenal teplok.

pernah suatu waktu
orang-orang datang dengan bendera hijau
menyunggi kitab suci
dan makam orang-orang kuno
yang disiangi mantra dan menyan purba
pun lenyap

ada saat datang barisan bendera merah
dan konon orang-orang lantas saling menyembelih
sampai batang sungai, satu-satunya sumber air minum
merah kesumba menggenang dendam,
hingga kini

pada kesempatan lain,
mereka mengarak bendera kuning
bertahun-tahun
hingga keindahan pelangi tak lagi dikenal
hingga tabung-tabung hijau meledak
mengabarkan biru lebam urat sejarah
di kampung-kampung yang pernah kita lalui
dimana jejak kita masih terukir, makin samar
:
maju tak gentar, membela yang benar

lantaran itukah, kita masih merencakan pulang?

26 Agustus 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline