Lihat ke Halaman Asli

Amelina Junidar

Guru SD Islam Al Azhar 67 Bukittinggi

Jangan Keliru, Bukan Syawal tapi Ramadannya Dong!

Diperbarui: 27 Maret 2023   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

'Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka".

Sering dengar hadits riwayat An-Nasai di atas kan, kompasioner? Pasti dong, apalagi kalau Ramadhan sudah tinggal menghitung hari. Nah, kira kira kita termasuk, nggak?Apakah gembira ketika bulan Ramadhan datang sehingga nantinya terbebas dari panasnyna neraka? 

Yakin?

'Saya senang sekali kalau mau Ramadhan ini, bisa jualan takjil. Untung besar'.

'Ramadhan datang, berarti bentar lagi dapat THR'.

'Yes, bisa beli baju baru'.

'Job baru, job baru'.

TIDAK. Jika empat di antara banyak sekali alasan di atas pernah terbit di kepala, maka sia-sia saja. Bukan pahala yang akan dipanen, namun sebaliknya. Karena apa? Sebab mencintai Ramadhan dengan berbagai alasan yang menjadikannya niscaya. Jadinya bukan bahagia karena Ramadhannya, tetapi lebih kepada embel-embel yang menyertainya. Lalu, di mana tulus ikhlasnya? Bukankah mengharap rido-Nya yang harusnya kita tuju? Bagaimana akan dapat rido-nya jika Ramadhan datang saja tidak bahagia!

Ramadhan, si bulan suci, diadakan Allah karena cinta-nya pada hamba. 11 bulan sudah bergelimang dosa, lantas dijadikan 1 bulan untuk mengembalikan kesucian diri seperti semula. Apa yang harus seharusnya dilakukan ketika Yang Maha Mencinta memberikan kesempatan kedua untuk membuktikan cintanya sang pencinta? Ya, buktikan! Jangan hanya di mulut saja. Sinkronkan hati dan perasaan dengan keempat indera lainnya agar kemurnian niat dalam menyambut Ramadhan dengan segala berkahnya mengaliri setiap sendi kehidupan. Siapa yang rugi kalau bulan tempat diturunkannya Al-Quran dan diselipkannya lailatul qadar ini berlalu tanpa sempat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya? Bukan Allah, kan?

Jujur saja, bahkan ketika saya telah menjadi mukallaf (orang yang sudah bisa dikenai hukum taklifi atas segala perbuatan dan dimintai pertanggungjawaban) pun, pernah terbersit bahagia ketika Ramadhan menjelang, karena terbayang Syawal yang begitu menggoda dengan pernak perniknya, entah itu kue, THR, atau baju barunya sekalipun. Jadilah saat itu berpuasa dengan hati mendua. Kalau dipikir-pikir lagi, rasaya mirip seperti seorang pengkhianat agama. Mengerikan juga, ya?

Oleh karena itu, kompasioner, yuk luruskan niat kita. Berbahagialah ketika Ramadhan datang karena hanya hamba terpilih-lah yang disampaikan Allah pada bulan suci-Nya. Tempat segala rahmat tercurah pada 10 hari pertama. Tempat segala ampunan terbuka pada 10 hari kedua, dan tempat yang menjanjikan pembebasan dari api neraka pada 10 hari ketiga. 

Mahabesar Allah, semoga ibadah puasa kita tahun ini diberkahi dan dihadiahi taqwa dari Allah subahan wata'ala. Aamiin ya rabb.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline