Lihat ke Halaman Asli

Tentang November dan Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat tinggal adalah ketetapan,

Bukankah waktu adalah bola yang menyajikan teatrikal bertokoh manusia

Layaknya sandiwara panggung, segalanya terbentur pada batasan waktu

Bertekuk lutut pada rotasi bumi, seperti biasa, 24 jam adalah kepastian sehari

Sementara waktu pula yang mengajarkanmu akan menyambut hal baru

Menyembuhkan luka, atau sakit tempo dulu

Satu tahun adalah serpihan kecil dari seabad

Dan satu bulan adalah elektron yang berputar dalam atom

Sesingkat itu yang dapat kau ingat, sesingkat itu yang dapat dikecap

Sesederhana hujan sore yang melepas hari ke tiga puluh,

Hari terakhir dari serpihan bernama November

Sanggupkah kau menerima bahwa waktu akan segera berjalan lagi

Sanggupkah kau menyadari bahwa satu lagi penggalan bulan yang akan berakhir

Dan,

Sanggupkah dengan lantang kau teriakkan bersama kemerlapan petir, Selamat Tinggal November.

Hingga lirih, biarkan ia pergi bersama debu waktu

Menyisakan kenangan, menggumpal dalam bentuk pencerahan-pencerahan baru.

Bisikku pada guntur,

: Selamat Tinggal November.

#GoodbyeNovember

You’ll be missed.

A.

Bogor, 30 November 2011

Diikutsertakan dalam #GoodbyeNovember - @nulisbuku. seperti diposting di : http://www.mandawdyt.wordpress.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline