Lihat ke Halaman Asli

Amak Syariffudin

Hanya Sekedar Opini Belaka.

Hati-Hati, Penularannya Cepat

Diperbarui: 22 Juni 2022   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KOMPAS.COM/DOK. HUMAS BNPB)

Nampaknya secara umum covid-19 dinegara kita menurun berkat gencarnya Pemerintah menetapkan kewajiban vaksinasi,sehingga diikuti pelonggaran ketatnya aturan  protokol-kesehatan (prokes),  sehingga   jutaan (lebih dari 22,9 juta orang) warga bulan lalu dapat melakukan mudik maupun piknik  liburan Lebaran. WHO beri ucapan selamat pada Presiden Jokowi bisa meredam pandemi covid-19. 

Istimewanya, kekawatiran Pemerintah adalah hari-hari usai liburan panjang itu akan terjadi lonjakan covid-19, ternyata tidak terbukti. Jumlah penderitanya kecil. Namun tidak dinyana, lewat kira-kira dua-tiga minggu, terjadi lonjakan  yang terpapar covid-19 hingga kini.  Malahan menurut Wiku Adisasmito (14/6),  Koordinator Pakar Covid-19/Satgas Anti Covid-19, kini terjadi kenaikan yang terpapar  bertambah 1000 penderita setiap harinya. Meskipun menurutnya belum bisa dipastikan terpapar covid-19 varian-baru BA-4 dan BA-5. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) harus mengusulkan pada Pemerintah untuk mewajibkan lagi tiap orang memakai masker ditempat terbuka.

Varian-varian baru berurutan muncul ,asal covid-19. Antaralain dinamai 'comicron'  disusul varian 'B'. Meski comicron disebut-sebut tidak lebih hebat dari covid-19, namun belum diketahui bagaimana efek varian 'B' itu. Hanya perlu diwaspadai, varian B  menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) proses penularannya cukup cepat (14/6). Pemerintah pun sudah ngos-ngosan karena menurut Presiden Jokowi (11/6) sudah mengeluarkan biaya untuk mengatasi pagebluk itu sedikitnya Rp. 14 trilyun!

Kita maklumi, bahwa pusat-pusat berkumpulnya kembali arus balik mudik Lebaran lu adalah kota-kota besar seperti DKI Jaya dan daerah-daerah Provinsi atau kota disekitarnya, Semarang, Jogjakarta dan Surabaya.  Kenaikan angka-angka jumlah penderita covid-19 terbesar disitu. Kalau Povinsi Bali kini sedang jadi perhatian dalam pengobatan dan pencegahan covid-19, hal itu bisa dimaklumi karena dalam waktu dekat akan diadakan beberapa konferensi internasional yang besar.

Memang, untuk membicarakan penyebaran/penularan (penderita), penyembuhan dan kematian akibat covid-19 (per 22/6/2022 = 6.069;933; 59.903.135; 156.700) yang telah berjalan selama 2 tahun lebih itu cukup membosankan. Seolah ngurusi barang-usang. Akan tetapi, bermunculannya varian-varian baru berikut penularan dan akibat kematiannya tetap tidak berubah menjadikan ancaman bagi kesejahteraan dan kedukaan masyarakat. Belum lagi bermunculannya penyakit-penyakit baru yang kini jadi mendunia, seperti cacar-kera (monkey-pox), hepatitis-akut, lalu meledaknya penyakit demam-berdarah yang menyerang  segala usia dan lain-lain penyakit.

Jadi kalaulah kita sekarang merasa "sudah aman" dari penyakit-penyakit tersebut, maka anggapan tersebut salah. Kita harus tetap mewaspadai pagebluk itu dengan menyadari melakukan prokes sendiri (terutama menggunakan masker ditempat-tempat tertentu)  dan menempatkan diri sewajarnya ketika berkumpul dengan orang banyak. Yang utama jaga fisik sehat. Baru bertindak "hidup berdampingan dengan covid-19". Belum sampai "hidup mengalahkan covid-19". Sebagai contoh, WHO masih memperingatkan masyarakat dunia usai membeberkan bahwa  selama pandemi itu, sejumlah 2.781.011 orang sedunia terpapar dan puluhan ribu meninggal, disusul wabah cacar-kera1600 orang dan meninggal lebih dari 72 orang, belum lagi wabah hepatitis-akut yang menewaskan puluhan anak-anak.

Kalaulah anda umpamanya menganggap sudah tak peduli lagi dengan penyebaran covid-19 dan tak peduli kalau Pemerintah/Negara harus berlebih lagi mengeluarkan dananya untuk biaya pengobatan dan lain-lainnya, boleh-boleh saja. Namun perlu direnungkan, bahwa wabah berbagai penyakit yang mengiringi covid-19 tersebut bukannya bisa diabaikan. 

Pemerintah secara terus-menerus mengingatkan melalui berbagai media dan yang bicarapun sampai Presiden sendiri, itu tujuannya bukan bikin bosan, cari pekerjaan, asal bicara, buang-buang biaya, atau cari popularitas, tetapi bermaksud demi kemaslahatan masing-masing manusia Indonesia, sanak-keluarganya, bangsa dan negara. Tersingkirnya pagebluk itu juga membawa bukan saja kehidupan lebih meningkatnya sektor perekonomian dan budaya, tetapi juga martabat Indonesia didunia internasional. Memang cita-citanya sebagaimana slogan ditahun-tahun awal melawan covid-19 "Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline