Lihat ke Halaman Asli

Alviyatun

ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengalaman Memanfaatkan Limbah Dapur Rumah Tangga

Diperbarui: 29 September 2021   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Alviyatun

Limbah dapur adalah semua sisa bahan memasak di dapur yang sudah tidak digunakan lagi. Kegiatan memasak di dapur pasti menyisakan limbah kering maupun limbah basah.

Limbah kering misalnya kulit dari bawang merah, bawang putih, kupasan kulit sayuran, kulit buah, kulit telur, bungkus bahan makanan yang lebih banyak berupa plastik walau pun ada yang berupa daun, bungkus kecap, dan lain-lain.

Limbah basah misalnya air cucian beras, dan jelantah minyak.

Jumlah limbah dapur rumah tangga tentu lebih sedikit dibanding limbah dapur di perindustrian. Sehingga pengelolaan limbah bisa dikerjakan secara mandiri.

Berikut beberapa pengalaman pribadi saya di rumah saat memasak di dapur. Memang belum dapat mengelola limbah dapur secara keseluruhan.

1. Salah satu kendalanya adalah limbah plastik, karena belum ada kelompok pengolahan limbah di dusun, sehingga sementara hanya dikumpulkan tersendiri kemudian jika ada pemulung akan diambil oleh pemulung.

2. Limbah basah air cucian beras dimanfaatkan untuk menyiram beberapa tanaman hias sebagai tambahan nutrisinya.

3. Sedangkan minyak jelantah dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai pengganti lilin saat listrik di rumah mati. Yaitu dengan menggunakan kapas atau bisa juga sumbu kompor dimasukkan ke dalam lubang tutup  botol bekas. Sementara minyak jelantah didalam botol.

Dilansir dari greeners.co/ide-inovasi/sabun-dari-minyak-jelantah/ yang ditulis oleh Krisda Tiofani, bahwa minyak jelantah bisa diubah menjadi produk sabun mandi batangan yang lebih padat dan bermanfaat. Bahkan bisa untuk sovenir.

Lalu bagaimana dengan limbah kering di rumah? Apa yang biasa saya lakukan untuk menjadinya lebih bermanfaat? 

Berikut pengalaman saya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline