Berawal dari sebuah Rumah Quran yang mulanya hanya 10 santri di tahun 2017, kini Pesantren MQM telah memiliki 60 santri dari berbagai daerah di Indonesia dan terbagi dalam 5 Ma'had (asrama) yang berbeda dimana setiap ma'had memiliki Musyrifah yang mendampingi santri selama 24 jam, juga didukung oleh tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya. Menyusun kurikulum berbasis Al Quran dan Bahasa Arab Pesantren MQM menargetkan setiap santri yang telah menyelesaikan jenjang pendidikannya mampu berbahasa arab aktif dan telahmenyelesaikan hafalan Al Quran 30 Juz serta memahami dasar ilmu agama lainnya seperti: fiqh, hadits, tauhid, dan tafsir. Disamping itu pula, dalam rangka mencetak lulusan Cerdas, Kreatif, dan Mandiri Pesantren MQM menyiapkan Ekstrakurikuler dan kegiatan penunjang lainya seperti : Osis, pelatihan Leadership, menjahit, memanah, beladiri, dan cooking class
Markaz Qur'an Mulia memiliki salah satu usaha yang bergerak dibidang kuliner yaitu MQM Bakery. Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan dengan pemilik diketahui bahwa jalannya usaha ini masih belum menunjukkan stabilitas maupun peningkatan yang baik. Selain itu dari segi pengelolaan dinilai masih belum tertata dengan rapi. Hal ini dapat disebabkan karena minimnya edukasi dan praktek -praktek yang belum mendapatkan pengarahan serta contoh-contoh yang mendukung.
Permasalahan mitra diawali dengan tim melakukan observasi dan wawancara terhadap para santri MQM dan pengelola MQM bakery. Berdasarkan hal tersebut tim mengidentifikasi permasalahan terkait jalannya usaha yang dilakukan oleh MQM bakery. Adapun analisis permasalahan dapat terbagi sebagai berikut:
a. Kurangnya informasi tentang kegiatan kewirausahaan
b. Kurangnya edukasi dalam pelaksanaan kegiatan kewirausahaan
c. Kurangnya pemahaman terhadap seluk beluk proses bisnis
Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan :
1) Kurangnya informasi tentang kegiatan kewirausahaan
2) Kurangnya edukasi dalam pelaksanaan kegiatan kewirausahaan
3) Kurangnya pemahaman terhadap seluk beluk proses bisnis.