Lihat ke Halaman Asli

Almizan Ulfa

TERVERIFIKASI

Kenapa Lulus Ujian SIM Itu Begitu Sulit?

Diperbarui: 8 Mei 2018   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halaman Polres Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat. Dokpri

Hari Senin, Satu minggu yang lalu saya mengantar anak saya ambil SIM (Surat Izin Mengendara (motor/mobil)) di Polres Cibinong, Kabupaten, Bogor, Jawa Barat. Dia urus sendiri formulir, surat kesehatan, dan lain-lain. Dia diberi tahu untuk ikut tes tertulis dan test praktek Rabu atau Sabtu. Mengingat tidak mau izin sekolah lagi, dia ambil hari Sabtunya.

Sesuai dengan jadwal itu, kami datang sekitar jam 7.30 WIB untuk ikut test Sesi I jam 08.00 WIB. Dianya langsung mendaftar dan masuk ruang test. Seperti pengantar yang lain, saya hanya diizinkan menunggu di halaman/kantin Polres tersebut. Sekitar 45 menit kemudian dia kembali dan menghampiri saya yang lagi asyik WA-WAan. "Gagal" katanya. Kemudian saya tanya tentang format test teori SIM itu.

Dijelaskan bahwa test dilakukan dengan format layar sentuh monitor komputer. Perlu menyentuh pilihan Betul Salah atas Gambar dan narasi yang ada di layar monitor komputer. Setelah selesai menjawab seluruh pertanyaan, muncul di layar monitor kata: Anda Tidak Lulus dengan Nilai 63. Ini hasil Anak saya itu.

Ya tentu saja harus diterima sebab test tentu saja ada yang lulus dan ada yang gagal. Namun, permasalahan muncul ketika Anak saya menjelaskan bahwa beberapa teman sekolahnya baru lulus test teori setelah tiga kali melakukannya. Kemudian, saya dengar juga dari Bapak/Ibu yang menunggu didekat saya, yang juga mengantar anak/keluarga yang test bahwa jarang yang bisa lulus sekali.

Apakah memang demikian adanya?

Jika memang demikian adanya, maka pertanyaan saya adalah kenapa ujian teori rambu-rambu lalu lintas demikian sulit? Bukankah tujuan ujian ini adalah untuk melihat kesiapan dan/atau pengetahuan calon pemegang SIM atas rambu-rambu lalulintas? Lebih persisnya lagi, menurut saya, tujuan utama dari ujian ini adalah untuk mengarahkan/memaksa calon pemegang SIM tahu/paham, atau, mengenal, rambu-rambu lalu lintas.

Jika demikian halnya, maka akan lebih baik dan bermanfaat jika setelah selesai test dimunculkan di layar monitor rambu-rambu mana yang dijawab salah oleh peserta terlepas apakah ia "berhasil" atau "Gagal." Kemudian, untuk yang gagal bisa langsung ikut kembali pada Sesi yang berikutnya.

Kebijakan seperti yang diusulkan ini akan mengurangi beban Tim Test Polres Kabupaten Bogor yang sangat tinggi sejauh ini. Menurut anak saya itu, setiap Sesi ada ratusan peserta dan dengan empat Sesi sehari maka setiap harinya ada sekitar 400 orang.

Jumlah yang besar tersebut tentuya juga bersumber dari sangat banyak peserta yang ikut ujian lebih dari beberapa kali. Selain itu, jumlah yang besar tersebut juga bersumber dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang lebih dari lima juta orang serta lokasi pengambilan SIM hanya tersedia di Kecamatan Cibinong dari 40 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.

Semogah suara ini sampai ke Polres Kabupaten Bogor, Jawa Barat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline