Lihat ke Halaman Asli

Aspirasi Sang Cucu

Diperbarui: 22 Agustus 2017   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

apat Paripurna DPR ricuh.Foto:merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Di sebuah desa yang amat jauh dari ibukota, tak sengaja saya lewati sebuah Sekolah Menengah Umum yang muridnya sudah mencapai 150 an siswa. 

Desa itu amat indah panoramanya, warga sangat tenang dan ramah, damai sesama warga. Jauh dari konflik ideoligi apalagi paham -- paham baru.

Di sekolah yang bangunannya cukup sederhana dan halamannya sangat luas, cukup untuk menampung warga mengadakan kegiatan sosial, pengajian dan kegiatan anak- anak dari balita sampai Bapak -- bapak.

Tengah hari saya melihat kelompok anak -- anak  siswa Sekolah Menengah Umum akan mengadakan acara Pengajian Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke -- 72.

Biasanya tiap tahun mereka mengadakan acara -- acara yang spektakuler, syahdu, meriah tanpa foya -- foya. Tapi tahun 2017 ini mereka tidak ada biaya, Karena biasanya kalau ada kampanye, Pilkada Pemilu berebut untuk menyumbang apa saja.

Panjat pinang, drama, tonil, opera -- opera absen Karena tidak ada biaya sama sekali.

Demi rasa tanggung jawab kepada orang tua, warga para siswa yang baru berusia 15 -- 16 tahun punya ide yang agak menyentrik tapi menarik para siswa sekolah itu buat KPU bayangan.

Mereka mengadakan simulasi penyaringan pimpinan masa depan bagi bangsa Indonesia.

Hari itu mereka buat peraga pemilihan Presiden. Setelah mengadakan seleksi, penyaringan dari sejumlah Tokoh Nasional..... 3 (tiga) nama dari 17 nama yang sering tampil di medsos.

Tak dinyana calon itu adalah:

  • Seorang pria yang berusia sekitar 50 -- 55 tahun, kebetulan pada tanggal 17 Agustus 2017 dapat tugas membacakan do'a di Istana Merdeka. Kegiatan hari -- harinya melayani umat di dunia. Bacaan do'anya fasih sekali sesuai dengan bidang yang diembannya. Sebagai peserta simulasi mereka kasih kode LHS.
  • Seorang wanita yang bagi para konglomerat, pengusaha agak sebel melihat beliau menerangkan kebijakan dalam bidang Keuangan Negara. Sebagai peserta anak- anak beri kode: SMI
  • Karena akan bertarung mereka calonkan PETAHANA untuk menjadikan ajang pemilihan agak tegang, humanis, demokrasi dan legowo mereka calonkan dengan kode: JWD

Sesuai tata tertib, ada 3 calon dan 72 suara, dalam pemilihan ini hanya 1 (satu) kali putaran. Apapun hasilnya tidak ada pengulangan apalagi protes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline