Lihat ke Halaman Asli

Orang Lapar Mudah Dirasuki

Diperbarui: 6 Juni 2022   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liputan6.com

eiiitttt tunggu tunggu, ini bukan membahas tentang dirasuki dalam hal mistis seperti dirasuki hantu atau setan yaaa hihi. Tapi yang dimaksud disini adalah marah, karena marah adalah sifat yang identik dengan setan....

Yass betull, ketika lapar memang emosi kita mudah sekali memuncak. Sebenarnya, mengapa sih hal itu bisa terjadi? Sini sinii aku jelasin, karena disaat kita tidak makan kadar glukosa pada tubuh kita turun dengan sendirinya (menjadi rendah) aliran hormon seperti kortisol (hormon stres) dan adrenalin (hormon lawan atau lari) bisa memuncak.

hal ini disebabkan karena makanan adalah sumber energi paling utama bagi tubuh. Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh kita akan dicerna dan diubah menjadi glukosa yang kemudian mengalir ke dalam aliran darah beserta nutrisi lainnya untuk menyuplai energi bagi setiap sel dan jaringan tubuh. Glukosa adalah makanan utama bagi otak.

Dilansir dari The Huffington Post, Paul Currie, seorang pakar perilaku nafsu makan sekaligus sebagai profesor psikologi di Reed College, mengungkapkan bahwa rasa lapar dapat mengubah seseorang menjadi sangat emosional, yang seringnya timbul sebagai stres, kecemasan, hingga kegelisahan.

"Pelepasan kortisol dapat menyebabkan emosi beberapa orang meningkat," kata Lee.

Selain itu, gula darah yang rendah dapat mengganggu fungsi otak kita, seperti fungsi otak untuk mengendalikan impuls dan mengatur dorongan dan perilaku primitif kita.

Itu sebabnya, kita mungkin mengenal beberapa orang yang menjadi murah saat ia merasa lapar atau belum makan.

Marah saat lapar, atau yang sering kita sebut hangry dalam bahasa inggris, sebenarnya adalah reaksi alami tubuh kita untuk memberi tahu kita bahwa " Ini saatnya kita untuk makan!" Pasalnya, dari terakhir kali kita makan, jumlah nutrisi dan glukosa akan perlahan menurun. Ketika otak tidak menerima cukup aliran darah bernutrisi, 

otak akan menganggap situasi tersebut sebagai situasi yang mengancam jiwa. Beda dengan organ tubuh lain yang masih bisa menggunakan sumber energi lainnya supaya tetap berfungsi, otak hanya sangat bergantung pada glukosa agar bisa tetap bekerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline