Lihat ke Halaman Asli

Alisah Qudratun

Mahasiswa Unej

KKN Back to Village 3 UNEJ: Membantu Meningkatkan Omzet Usaha Jamur Tiram melalui Digital Marketing

Diperbarui: 8 September 2021   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar 1. Serah terima mahasiswa KKN oleh DPL kepada Kepala Desa Jokarto/dokpri

Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan dalam beberapa sektor, perubahan tersebut juga dirasakan di sektor pendidikan salah satunya yaitu  perubahan pelaksanaan KKN di Universtitas Jember (https://unej.ac.id).  

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tema KKN Back to Village dimana KKN dilakukan secara mandiri dalam rangka pencegahan dan antisipasi dampak Covid-19. 

Saya Alisah Qudratun Al Munawarah melakukan KKN Back to Village di desa saya sendiri yaitu di Desa Jokarto, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. Program tematik yang saya ambil yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak Covid-19 dengan UMKM budidaya jamur tiram sebagai sasaran KKN.

Desa Jokarto adalah  salah satu desa yang ada di Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Potensi wisata yang dimiliki Desa Jokarto yaitu Sumber Takir Park dan Pemandian Joyokarto. Mayoritas mata pencaharian masyarakat di Desa Jokarto antara lain sebagai buruh tani, pengajin perak, dan buruh pabrik. Selain itu, ada pula masyarakat yang memilih untuk membuka usaha sendiri diantaranya yaitu budidaya jamur tiram, usaha getuk lindri, budidaya tauge, dan lain-lain.

Pandemi Covid-19 yang masih berkelanjutan turut memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia di mana perekonomian mengalami kelesuan dan penurunan. 

Dampak dari penurunan perekonomian tersebut juga dirasakan oleh para pelaku UMKM tidak terkecuali pemilik UMKM budidaya jamur tiram yang ada di Desa Jokarto. Salah satu dampak yang dirasakan yaitu mengalami penurunan jumlah permintaan. Selain itu, beberapa alat yang digunakan untuk memproduksi jamur tiram ini juga mengalami masalah karena sudah lama tidak digunakan.

gambar 2. Proses pembuatan baglog jamur tiram/dokpri

Berdasarkan permasalahan tersebut, saya ingin membantu pelaku usaha jamur tiram yang ada di Desa Jokarto ini untuk meningkatkan pendapatannya melalui digital marketing. Di era digital dan masa pandemi yang seperti sekarang, penggunaan media sosial sebagai alat promosi menjadi salah satu pilihan yang efektif.

Untuk tahap pertama yang dilakukan yaitu survey Desa Jokarto untuk menentukan objek sasaran UMKM yang terdampak Covid-19 dan mengidentifikasi permasalahan kepada sasaran dengan sistem wawancara dan menjelaskan roadmap atau mekanisme pelaksanaan selama KKN. Pada tahap kedua, melakukan pelatihan desain kemasan produk bagi UMKM. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan wawasan dan pelatihan kepada sasaran tentang pengemasan produk yang lebih menarik untuk dipasarkan melalui digital marketing. Pada tahap ketiga, melaksanakan pelatihan digital marketing. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan wawasan dan pelatihan kepada sasaran tentang digital marketing dan pentingnya sosial media sebagai sarana untuk promosi. Pada tahap terakhir yaitu tahap keempat, membuat akun media sosial instragram dan mulai memperkenalkan produk kepada masyarakat luas

Melihat perkembangan dan hasil program kerja yang dijalankan selama masa KKN, maka secara umum dapat dikatakan bahwa program ini cukup berhasil. Sebelumnya pengemasan jamur tiram masih menggunakan plastik biasa dan tidak memiliki label, kemudian pemasarannya juga masih word of mouth. Dengan adanya KKN Back to Village ini, saya mencoba untuk membantu sasaran dalam mengembangkan dan mempromosikan usahanya agar produk jamur tiram ini lebih diminati dan dikenal oleh masyarakat luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline