Lihat ke Halaman Asli

Alip Yog Kunandar

TERVERIFIKASI

Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Stalin: (70) Tebar Pesona

Diperbarui: 6 Februari 2021   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (69) Anak-anak Hilang

Perjalanan ke Rustavi bersama bapaknya kali ini tidak terlalu menggairahkan Soso seperti perjalanannya thun lalu bersama si Said. Dulu niatnya bener-bener liburan. Tapi kali ini lebih seperti urusan keluarga. Ia harus membayar utang bapaknya pada Pak Devdariani, bapaknya si Said yang dipakai biaya pengobatan kaki bapaknya.

Ada dendam pada orang-orang yang membuat Pak Beso terluka itu. Tapi ia tak tahu siapa orang-orang itu, walaupun pasti itu orang Rustavi Stali, perusahaan baja punya orang-orang Rusia itu. Masih bagus juga bapaknya kemudian dibebaskan oleh polisi, jadi urusannya tidak berkepanjangan.

Entahlah, kebenciannya pada Rusia makin memuncak akhir-akhir ini. Tapi ia tak tahu harus menumpahkannya pada siapa, apa, dan dengan cara apa. Segala sesuatu yang berkaitan dengan 'Rusia' entah itu negara ataupun orang, selalu menarik perhatiannya. Makanya kemarin ketika teman-temannya di pabrik sepatu Adelkhanov dituduh mencuri --seperti juga bapaknya---ia langsung merasa terpanggil untuk melibatkan dirinya.

*****

Baru berselang setahun saja ia mengunjungi Rustavi, Soso merasa kota itu semakin banyak perubahannya. Rasanya semakin banyak gedung, semakin banyak orang, dan kota itu terlihat semakin ramai. Ramai tapi nyaris tanpa jiwa.

Beberapa kota sudah dikunjunginya dua tahun belakangan ini, dan ia selalu menemukan masalah-masalah yang terlihat tenang tanpa riak, tapi berarus ganas di bawahnya. Tiflis, Rustavi, Batumi, bahkan Gori, kampung halamannya sendiri. Hanya di Poti saja suasanya yang agak berbeda. Poti, di tangan Niko Nikoladze, sangat terasa hidup, sangat 'Georgia' meski ia sendiri tak pernah bisa menggambarkan seperti apa sih 'Georgia' yang sesungguhnya itu, baik di masa lalu, maupun di masa depan.

Negaranya itu sudah tak pernah berbentuk utuh sejak lama. Georgia nyaris seperti sebuah mitos, antara ada dan tiada. Menyebut 'Georgia' itu sebetunya yang mana, Imereti, Kartli, Kakheti, Ajaria, Guria? Mana pula yang disebut dengan 'Georgia' utuh itu. Siapa pula orang 'Georgia' itu? Bukankah ia sendiri, termasuk bapaknya dan beberapa generasi sebelumnya juga tak pernah tahu bentuk 'Georgia' itu.

Yang ada hanyalah potongan-potongan, 'Georgia' Imereti, 'Georgia' Kartli-Kakheti, dan seterusnya yang pernah menjadi bagian dari Otoman lah, bagian dari Persia lah, dan ia sendiri lahir sebagai 'Georgia' Rusia.

Kalau saja ia mengikuti gagasan kemerdekaan Georgia 'versi' Pangeran Ilia Chavchadze misalnya, apakah orang Guria (termasuk Batumi di dalamnya) masih merasa perlu 'bergabung?' bukankah mereka sudah sangat lama, dan sudah sangat nyaman bergabung dengan Otoman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline