Lihat ke Halaman Asli

Alfred Benediktus

Menjangkau Sesama dengan Buku

Microsleep, Tidur Tipis-tipis yang Amat Fatal

Diperbarui: 13 April 2024   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber foto: Kompas.com 11/04/2024)

MIRCOSLEEP, TIDUR TIPIS-TIPIS YANG AMAT FATAL

OLeh: Alfred B. Jogo Ena

Beberapa waktu lalu, kita dihebohkan oleh berita tentang pilot yang tertidur hampir 28 menit dan menyebabkan pesawatnya "nyasar" dari jalur penerbangan yang semestinya. Pilot kelelahan fisik dan psikis sehingga menyebabkannya tertidur cukup panjang. Untungnya, mereka terbang di ketinggian yang aman, sehingga tidak terjadi sesuatu yang fatal.

Dalam Kompas.Id tertanggal 12 April 2024 diberitakan tentang "Pola Penugasan Sopir Bus Rosalia Indah Rawan Memicu "Microsleep". Rosalia Indah mengalami kecelakaan pada hari Kamis, 11 April 2024 di Tol KM 370 Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Bus terperosok ke parit, menyebabkan 7 orang meninggal.

Kata Microsleep ini menarik untuk kita perdalam tentang penyebab dan akibatnya. "Microsleep adalah episode tidur singkat yang tidak disadari, biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga 30 detik, meskipun mereka berada dalam keadaan yang seharusnya tetap terjaga. Hal ini dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan saat sedang melakukan aktivitas." (Bola.com). Lebih lanjut ditulis bahwa "Microsleep biasanya terjadi pada orang yang kurang tidur atau tidur kurang berkualitas, kelelahan, aktivitas yang monoton, gangguan tidur, stress" atau orang yang dalam keadaan mabuk.

Microsleep ini nampaknya sepele, "ah itu kan hanya tertidur beberapa detik." Meski sekian detik, tetapi bagi sopir yang sedang berlari kencang bisa amat fatal. Kita tidak memastikan apakah sopir Rosalia Indah (dan juga para sopir lain yang mengalami kecelakaan, entah tunggal maupun berantai) akibat microsleep. Tulisan ini bukan untuk "menghakimi" para sopir, karena tanpa dihakimi, mereka sudah menderita yang luar biasa. Biarlah itu menjadi ranah polisi karena menyangkut keselamatan dan nyawa orang lain.

Tanggung Jawab

Benarlah ungkapan ini, "Hidup atau mati kita ada di Tangan Tuhan," tetapi bagi para penumpang alat transportasi darat, udara dan laut, "Hidup dan matinya ada di tangan sopir, masinis, pilot dan nahkoda." Ungkapan ini terasa enteng berisi alias mengandung tanggung jawab yang amat berat.

Hari-hari ini kita berhadapan dengan arus mudik (dan arus balik) lebaran. Berdasarkan keselamatan lalu lintas, keselamatan selama mudik memiliki peranan penting. Oleh karena itu, dan ini penting bahwa tanggung jawab keselamatan selama mudik (juga arus balik) tidak hanya bergantung pada sopir, tetapi juga melibatkan berbagai faktor lainnya seperti keadaan kendaraan, jalan raya, kondisi fisik dan psikis sopir, regulasi dan infrastruktur.

Sebagai sopir, tanggung jawab keselamatan dalam berkendara selama mudik tetap menjadi prioritas. Sopir harus memastikan dirinya dalam keadaan fit dan istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh. Menjaga jarak yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan akibat microsleep, serta memperhatikan kondisi jalan, cuaca, dan lalu lintas untuk menghindari risiko kecelakaan.

Selain itu, tanggung jawab berkendara harus dijalankan dengan penuh kesadaran dan menjaga perhatian selama mengemudi, seperti tidak menggunakan ponsel saat mengemudi dan tidak mengonsumsi obat-obatan yang berpengaruh buruk dalam kemampuan mengemudi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline