Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Ibu dan Perempuan, Penyatu Benang Kehidupan

Diperbarui: 3 Januari 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus Fransiskus Menundukan Kepala dan Berdoa (Foto: Alessandra Tarantino/AP via www.darientimes.com)

Ibu, memiliki dua makna.  Makna biologis dan makna sosial. Makna biologis seorang ibu ialah perempuan yang mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, merawat, dan menjaga anak hingga dewasa. Sementara makna sosial, ibu ditempatkan pada perannya sebagai seorang pendidik, pengasuh, pengajar, dan sekaligus pemberi arah kebaikan. Sementara perempuan lebih diartikan sebagai jenis kelamin.

Dalam makna ibu dan perempuan inilah, Paus Fransiskus (85), dalam perayaan Ekaristi Kudus Tahun Baru (Sabtu 1/1 2022) di Basilika St. Petrus, menegaskan bahwa ibu dan perempuan adalah penyatu benang kehidupan. Karena ibu memberikan kehidupan dan perempuan menjaga kebersamaan dalam dunia, maka tegas Sri Paus, Stop! Kekerasan terhadap Perempuan. Karena melakukan kekerasan terhadap ibu dan perempuan adalah menyakiti ibu dan perempuan, karena ini pula maka menghina kepada Tuhan, Sang Pencipta Kehidupan.

Merujuk pada penegasan Bapa Suci Fransiskus ini, sebenarnya pemimpin Gereja Katolik sedunia ini berangkat dari pengalamannya yang menerima cerita sedih dari seorang ibu yang dipukul oleh suaminya. Bahkan pengalamannya ketika mendengarkan kisah-kisah piluh perbuatan kekerasaan terhadap perempuan, pada masa-masa sekarang ini, ketika wabah pandemi Covid-19 merebak diberbagai belahan dunia ini.

Pengalaman piluh akan kekerasaan terhadap ibu dan perempuan ini, diangkat oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada awal tahun 2022. Tentu pesan Paus Fransiskus di awal tahun 2022 ini  mengajak kita (semua) untuk merefleksikan diri. Karena dari ibu dan perempuan, kehidupan ini tumbuh dan berkembang hingga mencapai suatu peradaban.

Bahwa kita semua yang dilahirkan, dibesarkan, dirawat dan dijaga serta diajar oleh seorang ibu. Hemat saya, nada yang sama ini pun mengetuk sanubari kita dan sekaligus memberikan motivasi bagi Kompasianer untuk kembali menggali pengalaman hidupnya. Bahwa selama peziarahan hidup, peran seorang ibu dan perempuan, sangat mendasar dan penting dalam pergumulan hidup dunia dewasa ini, bahkan di masa-masa yang akan datang. 

Kehandalan dalam tanggungjawab, terampilan dalam menyelesaikan persoalan, ketahanan dalam berbagai konflik, keuletan, kesopanan, bertatakramah yang baik, dan teliti serta hidup sederhana, berbagi suka dan duka, dll, inipun berkat asuahan hati tulus seorang ibu.

Hanya orang-orang yang berperilaku angkuh, sombong, malas, instan, dan tidak bertanggungjawab atas kehidupan bersamalah yang menyalagunakan atau menyimpang dari penua-penua seorang ibu dan perempuan.

Mari, kita yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan universal, kita menghormati ibu dan perempuan yang ada di sekitar kita. ***

Pangkalpinang, 3 Desember 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline