Lihat ke Halaman Asli

Alfonsus G. Liwun

Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Keluargaku, Pelaku Ekonomi yang Mendukung dan Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Diperbarui: 6 Juni 2020   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen dari GERAI Info BI, hal. 4 edisi 46 tahun 2014

Adalah sebuah Sharing Keluarga Saya

Salah satu proses memahami ekonomi dan keuangan yang sangat urgen dalam hidup saya hingga hari ini, adalah ikut dalam pelatihan bagaimana cara keluarga membangun Ekonomi Rumah Tangganya (ERT). Pelatihan yang dilakukan oleh tim Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) waktu itu, sebagai persiapan saya dan pasangan saya, masuk dalam jejang pernikahan.

Memang, saat itu ada banyak tema yang dibicarakan oleh tim. Tema tentang ERT adalah tema yang benar-benar menarik dan aktual hingga saat ini untuk keluarga saya. Mungkinkah keluarga-keluarga lain pun beruntung seperti keluarga saya sebelum mengarungi mahligai keluarga saat ini?

Menjadi tema yang menarik karena sebagai rumah tangga baru harus mempunyai rencana dan strategi untuk mencapai tujuan ziarah sebuah biduk yang disebut keluarga. 

Selain itu, disebut menarik karena bagaimana seluruh pendapatan yang diperoleh serta segala pengeluaran pada sebuah keluarga dicatat dalam satu buku khusus yang disebut Buku ERT Keluarga. Tambahan lagi, disebut menarik karena untuk menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan pertengkaran antar anggota keluarga.

Tentu tidak hanya menjadi tema yang menarik, namun juga menjadi aktual hingga saat ini. Pasalnya, selama sebelas tahun ini keluarga saya masih tetap berkomitmen untuk mencatat segala pendapatan dan pengeluaran keluarga kemudian diakhir bulan, keluarga memilih salah satu waktu, entah sore ataupun malam ketika makan bersama sekeluarga kami membicarakan secara terbuka, seperti semacam mengevaluasi kembali pendapatan dan pengeluaran keluarga selama sebulan.

Syukur,  alhamdulillah, ajakan tim saat mengikuti KPP untuk merencanakan dan mengelola Ekonomi Rumah Tangga, mengembangkan pendidikan yang menekankan sikap hemat, sederhana, ugahari, dengan kebiasaan menabung, menghindari sikap aji mumpung, menjauhi sikap minimalis, sikap solider dan mengembangkan semangat berbagi (KWI: 40-41), hingga kini keluarga saya tetap menjalankannya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.

Memang benar, bahwa walaupun pendapatan keluarga itu kecil, namun ketika dikelola dengan "manajemen keluarga yang terbuka dan bijaksana", akan berpengaruh besar terhadap mentalitas anggota keluarga, tatkala keluarga ini menghadapi sebuah krisis apapun, termasuk ditengah kehidupan yang tidak pasti dewasa ini akibat Covid-19.

Manajemen keluarga yang terbuka dan bijaksana adalah wujud nyata perilaku keluarga terhadap sistem perekonomian dan keuangan keluarga. Itu artinya, bahwa bagaimana anggota keluarga menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat, berpikir tentang suatu informasi, termasuk informasi tentang pengelolaan pendapatan dan pengeluaran ERT.

Dalam hal ini, keluarga memahami apa yang sekarang ini disebut Supramono, dkk: 9 sebagai "Cognitive Psychology", yaitu menyangkut proses bagaimana informasi diperoleh, dipresentasi dan ditransformasikan sebagai pengetahuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline