Lihat ke Halaman Asli

Meirri Alfianto

TERVERIFIKASI

Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Promosi Jabatan, Apakah Cukup dengan Prestasi?

Diperbarui: 1 Maret 2021   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi promosi jabatan (Sumber gambar: thinkstock yang diolah oleh kompas.com)

Mendapatkan promosi di tempat kerja tak dapat dipungkiri merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Ada kepuasan karena level jabatan menanjak lebih tinggi. Promosi kerja juga dapat diartikan sebagai penghargaan atas kinerja pegawai.

Tentu saja penghargaan ini umumnya terkait dengan prestasi kerja. Normalnya orang yang berprestasi itulah yang diangkat. Namun apakah selalu begitu? Cukupkah hanya dengan prestasi saja?

Indra, seorang pegawai swasta yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan. Perjalanan karirnya cukup berliku. Ia sempat mengalami pindah-pindah bagian (mutasi). Mulai dari bagian marketing, gudang, GA, PPIC, hingga yang terakhir produksi.

Sejatinya ia sering dimutasi karena attitude-nya yang kurang baik. Selalu saja ada komplain dari rekan satu timnya. Lalu suatu saat ia bergabung dengan tim produksi sebagai staf biasa. Kebetulan ia memiliki atasan yang bisa klop dengan dirinya. Indra dan atasannya sering terlihat bersama dalam urusan pekerjaan.

Setahun bersama, atasannya ini mendapatkan promosi menjadi manajer produksi. Posisi atasannya yang sebelumnya asisten manajer menjadi kosong. 

Sang atasan lalu menunjuk Indra menggantikannya sebagai asisten manajer. Namun Indra tidak serta-merta diangkat menjadi pejabat definitif mengingat attitude-nya. Indra pun menjalani masa PJs (pejabat sementara) terlebih dahulu selama 3 bulan.

Dalam 3 bulan ini ia akan dievaluasi apakah mampu (kompeten) atau tidak. Ternyata setelah 3 bulan berlalu bermunculan komplain dari bagian lain. Ia dianggap sebagai orang yang takbisa kerja sama. Angkuh. Lagi-lagi attitude-nya dikeluhkan.

Ia cenderung merasa dirinyalah orang yang paling penting. Semua membutuhkannya. Sikap seperti ini kemudian membuatnya terkesan meremehkan orang lain. Akhirnya keputusan untuk mempromosikannya dibatalkan.

Dalam suatu organisasi, prestasi itu jelas diperlukan. Seorang pegawai dituntut untuk berkinerja sebaik mungkin untuk kemajuan perusahaan. Mana mungkin pemilik usaha mempercayakan jabatan strategis pada sembarang orang. Tidak ada orang berbisnis mau rugi. Salah memilih orang akan berisiko operasional bisnis tersendat. Ujung-ujungnya dampaknya ya profit terganggu. 

Maka, jika ada pertanyaan apakah prestasi saja cukup untuk mempromosikan pegawai? Jawabannya tidak. Prestasi adalah unsur penting. Tapi bukan satu-satunya faktor utama.

Lalu apa sajakah faktor-faktor penunjang lainnya? Mari kita lihat serta kupas...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline