Lihat ke Halaman Asli

Alex Palit

jurnalis

Antara Cak Imin dan Vox Populi - Vox Dei

Diperbarui: 27 Februari 2022   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Statemen Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengusulkan pelaksanaan Pemilu 2024 ditunda, bukan saja memunculkan wacana yang kontraproduktif, sekaligus menuai ragam kritik.

Termasuk memunculkan pertanyaan, apakah yang dilontarkan Ketum PKB ini sebagai aspirasi dan ekspresi pribadi, atau datang dari aspirasi rakyat akar rumput atau rakyat yang mana?

Atau statemen ini tak lebih hanya untuk mencari mendapatkan panggung di Pilpres mendatang? Mengingat sosok Ketum PKB ini termasuk salah satu kandidat capres Pilpres 2024 yang cukup masif melakukan pencitraan diri dan tebar pesona "Untuk 2024".

Sehingga pernyataannya tak lebih sebagai manuver politik untuk mengatrol elektabilitas yang terbelakang di berbagai hasil rilisan simulasi capres 2024. Atau ada kepentingan politis pragmatis yang menyertainya di balik statemen tersebut?

Sebagai Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketum PKB Cak Imin, apakah yang dilontarkan ini demi kepentingan politis personal untuk mencari panggung atau merepresentasikan suara rakyat sebagaiman suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi -- vox Dei).

Benarkah apa yang dilontarkan Cak Imin yang menjabat Wakil Ketua DPR RI dan Ketum PKB ini sebagai aspirasi yang merepresentasikan sebagaimana ungkapan suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi -- vox Dei).

Ungkapan Vox populi - vox Dei -- suara rakyat adalah suara Tuhan, yang sangat terkenal ini pertama kali dicetuskan William dari Malmesbury pada abad XII.

Berikutnya diucapkan Alcunius dalam suratnya kepada raja Carolus IX. Ia mengkritik absolutisme raja Carolus IX. Dalam sistem pemerintahan absolut, pemegang kuasa (raja) memerintah secara mutlak. Apa yang menjadi kehendak raja harus diikuti.

Simbol absolutisme ini memuncak pada Louis XIV, raja Prancis yang terkenal dengan diktum; L'etat c'es moi -- negara itulah saya. Sebagai bentuk perlawanan terhadap absolutisme, Alcunius menegaskan bahwa Vox populi  - vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan.

Ungkapan vox populi -- vox Dei itu sendiri terlahir sebagai perlawanan terhadap rezim pemerintahan absolutisme yang telah melahirkan dehumanisme dan ketidakadilan.

Soal siapakah yang dimaksud dengan rakyat?  Disebutkan, rakyat sebagai kumpulan pribadi-pribadi rasional yang disatukan dan diikat oleh persekutuan bersama terhadap hal-hal yang dicintainya. Pengertian ini menekankan peran serta rakyat yang disertai dengan semangat cinta dalam memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan bersama. Dengan demikian, ungkapan "suara rakyat adalah suara Tuhan" akan menemukan maknanya yang benar dan sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline