Lihat ke Halaman Asli

Chitra Aleida Divakaruni

Mahasiswa Universitas Jember

Pengusaha Domestik di Bawah Tekanan: Ancaman Tak Terhindarkan dari Perdagangan Bebas

Diperbarui: 14 Maret 2024   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perdagangan bebas adalah sistem ekonomi di mana negara-negara memperdagangkan barang dan jasa tanpa hambatan atau pembatasan seperti tarif, kuota, atau regulasi yang signifikan. Prinsip dasar perdagangan bebas adalah meningkatkan aliran barang dan jasa antarnegara untuk mempromosikan efisiensi ekonomi dan pertumbuhan global. Persepektif ekonomi yang berkaitan erat dengan praktik ini adalah liberalisme.

Liberalisme dalam ekonomi politik internasional adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kebebasan individu, pasar bebas, dan kerjasama internasional untuk mencapai kesejahteraan bersama. Liberalisme mendukung perdagangan bebas sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Keyakinannya adalah bahwa pembatasan perdagangan harus diminimalkan untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi negara-negara untuk saling menguntungkan.

Perdagangan bebas, meskipun secara umum dianggap memiliki banyak manfaat, dapat berdampak buruk bagi suatu negara dengan beberapa cara:

Pertama, perdagangan bebas dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi di dalam suatu negara. Sebagai contoh, sektor-sektor tertentu atau pekerjaan dengan produktivitas rendah mungkin terpinggirkan oleh impor produk dengan harga lebih murah dari luar negeri.

Kedua, sektor-selain yang bersaing langsung dengan impor murah dapat mengalami penurunan produksi, yang dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dan meningkatkan tingkat pengangguran.

Ketiga, negara yang terlalu bergantung pada perdagangan internasional, terutama untuk produk atau sumber daya tertentu, dapat menjadi rentan terhadap fluktuasi pasar global. Perubahan kondisi ekonomi di luar negeri dapat memiliki dampak langsung pada ekonomi domestik.

Keempat, adanya ketergantungan pada impor untuk kebutuhan dasar dapat mengancam kedaulatan ekonomi suatu negara. Negara tersebut mungkin menjadi rentan jika terjadi gangguan pasokan atau perubahan harga di pasar internasional.

Kelima, perdagangan bebas dapat mendorong produksi dan transportasi internasional, yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan berdampak negatif pada lingkungan.

Keenam, dalam beberapa kasus, perdagangan bebas yang tidak diatur dapat menyebabkan penurunan standar kesejahteraan bagi pekerja, terutama jika negara-negara terlibat dalam perlombaan untuk menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah.

Salah satu studi kasus negara yang dianggap menjadi korban perdagangan bebas adalah Zimbabwe. Pada awal 2000-an, pemerintahan Robert Mugabe mengimplementasikan reformasi agraria yang melibatkan pengambilalihan tanah dari pemilik kulit putih untuk didistribusikan kepada petani lokal. Namun, kebijakan ini menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, penurunan produksi pertanian, dan inflasi tinggi. Beberapa pihak menilai bahwa perubahan ini terkait dengan tekanan perdagangan global dan kebijakan ekonomi yang tidak tepat.

Contoh lain negara yang dianggap mengalami dampak negatif dari perdagangan bebas adalah Haiti. Setelah gempa bumi tahun 2010, Haiti mengimpor beras dengan harga yang lebih murah dari pasar internasional, terutama dari Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan penurunan harga beras lokal dan kesulitan bagi petani setempat untuk bersaing. Sebagai hasilnya, sektor pertanian Haiti mengalami tekanan serius, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan ketergantungan yang lebih besar pada impor pangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline