Lihat ke Halaman Asli

Hidup Segan Mati pun Tak Kenyang

Diperbarui: 19 Oktober 2022   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 gambar: doc. pribadi

Di depan pintu masuk ruangan Dr. Thomas, laki-laki berkepala plontos terus mengetuk pintu. Tidak puas dengan hasil periksa yang diberikan.

"Masa cuma ini, Dok?" ujarnya, seraya membentangkan surat hasil pemeriksaan.

"Memang hanya penyakit kurap yang kamu derita. Selebihnya aman" Dr. Thomas menjawab. Dengan basa-basi, ia mengambil kertas hasil periksa.

"Masa cuma ini, Dok?" pria itu tetap ngotot ingin hasil lebih. 

"Malah bagus, kan? Artinya kamu sehat!" 

"Apakah kurap bisa menyebabkan kematian, Dok?"

"Mungkin bisa, tapi kecil kemungkinan. Sejauh ini, belum ada orang yang mati akibat kurap"

"Huuh, payah!"

     Pria itu menggebrak meja. Dr. Thomas geram. Senyum manis yang selalu disuguhkannya kepada pasien kini berubah jadi cemberut . Muka masamnya mulai keluar. Dia merasa kebingungan menghadapi orang ini. Sejauh ini, belum ada orang yang minta sakit. Semuanya jelas minta ingin dibantu sembuh. Pria plontos ini berbeda. Mungkin ia adalah orang pertama di dunia yang memeriksa kesehatan tapi mengharapkan sakit yang lebih parah lagi.

"Gila! Di mana-mana, orang berobat itu minta sembuh! Bukan minta sakit!"

"Saya, saya takut hidup, Dok! Saya takut kehidupan"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline