Lihat ke Halaman Asli

Perguruan Tinggi Menumbuhkan Sarjana Kuli?

Diperbarui: 9 Mei 2018   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: teachingcommons.cdl.edu

Hampir setiap tahun, perguruan tingi baik swasta maupun negeri meluluskan ratusan bahkan ribuan sarjana-sarjana baru.mereka lulus setelah menyelesaikan program study di setiap fakultas mereka masing-masing, dari  fakultas ekonomi,fakultas pertaniandan masih banyak lagi dari fakultas-fakultas yang lain yang jumlahnya masih banyak lagi.

Nyatanya dengan bertumbuhnya sarjana-sarjana baru dari universitas atau perguruan tinggi negeri dan swasta setiap tahunnya tidak  berdampak signifikan bagi  masyarakat. Perguruan tinggi hanya menumbuhkan sarjana-sarjana bermental kuli, banyak  sarjana-sarjana baru menjadi pengangguran, sarjana-sarjana yang  sibuk mencari pekerjaan. Seolah-olah mahasiswa sewaktu masuk dan menempuh program studi terdoktrin oleh mitos-mitos kuno medapatkan pekerjaan dan masa depan cerah sehabis kuliah.

Mitos menjadi  pegawai dengan pangkat dan kedudukan dengan seragam kehormatan dengan gaji bulanan, mahasiswa yang terdoktrin hanya ingin menjadi pejabat, pegawai. Jarang jarang sarjana yang ingin menciptakan peluang- peluang baru dan mengaplikasikan ilmunya. Mereka hanya sibuk mencari pekerjaan dan berharap menjadi pegawai atau pekerja kantoran.

Sarjana yang mau cari aman bukan sarjana pembawa perubahan banyak juga sarjana-sarjana yang bekerja tidak sesuai  bidang keilmuanya.salah satu contoh banyak sarjana pertanian malah bekerja di bank,berbanding 180 derajat keilmuan yang mereka pelajari.

Titel  kesarjanaan hanyalah sebuah formalitas,seharusnya para sarjana mengimplementasikan dan mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari ke dalam masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru sesuai bidang keilmuan yang mereka pelajari di bangku kuliah,para sarjana adalah agen perubahan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bukan malah sibuk mencari lowongan pekerjaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline