Hampir setiap tahun, perguruan tingi baik swasta maupun negeri meluluskan ratusan bahkan ribuan sarjana-sarjana baru.mereka lulus setelah menyelesaikan program study di setiap fakultas mereka masing-masing, dari fakultas ekonomi,fakultas pertaniandan masih banyak lagi dari fakultas-fakultas yang lain yang jumlahnya masih banyak lagi.
Nyatanya dengan bertumbuhnya sarjana-sarjana baru dari universitas atau perguruan tinggi negeri dan swasta setiap tahunnya tidak berdampak signifikan bagi masyarakat. Perguruan tinggi hanya menumbuhkan sarjana-sarjana bermental kuli, banyak sarjana-sarjana baru menjadi pengangguran, sarjana-sarjana yang sibuk mencari pekerjaan. Seolah-olah mahasiswa sewaktu masuk dan menempuh program studi terdoktrin oleh mitos-mitos kuno medapatkan pekerjaan dan masa depan cerah sehabis kuliah.
Mitos menjadi pegawai dengan pangkat dan kedudukan dengan seragam kehormatan dengan gaji bulanan, mahasiswa yang terdoktrin hanya ingin menjadi pejabat, pegawai. Jarang jarang sarjana yang ingin menciptakan peluang- peluang baru dan mengaplikasikan ilmunya. Mereka hanya sibuk mencari pekerjaan dan berharap menjadi pegawai atau pekerja kantoran.
Sarjana yang mau cari aman bukan sarjana pembawa perubahan banyak juga sarjana-sarjana yang bekerja tidak sesuai bidang keilmuanya.salah satu contoh banyak sarjana pertanian malah bekerja di bank,berbanding 180 derajat keilmuan yang mereka pelajari.
Titel kesarjanaan hanyalah sebuah formalitas,seharusnya para sarjana mengimplementasikan dan mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari ke dalam masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru sesuai bidang keilmuan yang mereka pelajari di bangku kuliah,para sarjana adalah agen perubahan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bukan malah sibuk mencari lowongan pekerjaan.